Breaking News

Ternyata India Untung Besar dari Perang Rusia-Ukraina, Benda Berharga Ini Jadi Alasan Utamanya

Tiga negara, yakni Amerika Serikat (AS), China atau Tiongkok, dan India disebut-sebut sebagai negara paling diuntungkan dari terjadinya perang ukraina

AFP/IHOR TKACHOV
Pasukan Ukraina dari Brigade ke-24 tengah memasukkan sejumlah amunisi ke persentaan berat mereka (2S1 Gvozdika) di sebuah lokasi di Bakhmut, wilayah Donetsk, Ukraina, Sabtu (10/12/2022). Militer Rusia melancarakan serangan ke wilayah ini dan mencoba mengontrolnya setelah mereka kehilangan kendali atas Kherson. (AFP/IHOR TKACHOV VIA KOMPAS.ID) 

Salah satu keuntungan bagi Tiongkok ialah pasokan energi melimpah ke Beijing dengan harga diskon dari Rusia.

Sebab, AS dan sekutunya menolak membeli minyak, gas, dan batubara dari negara yang dipimpin oleh Presiden Putin itu.

Lembaga konsultansi bisnis energi, Energy Aspects, menaksir Tiongkok akan mengimpor hingga 2,2 juta barel minyak per hari dari Rusia pada 2023.

Tak hanya Tiongkok, India juga mendapat sumber energi murah dari Rusia gara-gara boikot AS dan sekutunya.

Di dalam laporan Nikkei pada Jumat (18/2/2023), terungkap impor India dari Rusia melonjak. Dari 7,7 miliar dollar AS pada Januari-Oktober 2021 menjadi 37,3 miliar dollar AS pada Januari-Oktober 2022.

“India membeli banyak minyak mentah, mengubahnya menjadi bahan bakar minyak, lalu menjualnya,” kata Menteri Perdagangan India Sunil Barthwal.

Meski mengimpor minyak mentah, ekspor bahan bakar minyak (BBM) India justru melonjak.

Pada April 2022 hingga Januari 2023, India mendapatkan 78,5 miliar dollar AS dari ekspor BBM. Nilai tersebut naik dari periode sebelumnya yang hanya mendapat 50,7 miliar dollar AS.

Sebelum terjadinya perang Ukraina, sebagian besar minyak Rusia dikirimkan ke Belanda dan Belgia. Dari sana, minyak Rusia dipasarkan lagi ke sejumlah negara.

Tak hanya Tiongkok dan India, Razoux menegaskan bahwa AS juga menjadi pihak yang paling diuntungkan di antara penyokong Ukraina.

Boikot terhadap komoditas energi Rusia membuat gas alam dan minyak AS bisa masuk pasar Eropa. Padahal, harganya berkali lipat lebih mahal dibandingkan milik Rusia.

Dosen pada Georgetown University, Trita Parsi, menyebut bahwa sebagian pihak keberatan dengan miliaran dollar AS yang diberikan Washington ke Kyiv. Padahal, AS mendapat keuntungan yang sangat banyak dari perang itu.

Sementara itu, serangan Rusia membuat anggota NATO di Eropa seketika menaikkan belanja pertahanannya. Sebagian dari mereka mengimpor persenjataan dari AS.

Peneliti pada Chatham House, Timothy Ash, menyebut bahwa bantuan Washington ke Kyiv adalah jenis investasi yang sangat menguntungkan.

"Rusia dipaksa fokus ke satu titik. Jadi, AS tidak perlu menghadapi Rusia di tempat lain,” jelas Timothy.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved