Ternyata India Untung Besar dari Perang Rusia-Ukraina, Benda Berharga Ini Jadi Alasan Utamanya

Tiga negara, yakni Amerika Serikat (AS), China atau Tiongkok, dan India disebut-sebut sebagai negara paling diuntungkan dari terjadinya perang ukraina

AFP/IHOR TKACHOV
Pasukan Ukraina dari Brigade ke-24 tengah memasukkan sejumlah amunisi ke persentaan berat mereka (2S1 Gvozdika) di sebuah lokasi di Bakhmut, wilayah Donetsk, Ukraina, Sabtu (10/12/2022). Militer Rusia melancarakan serangan ke wilayah ini dan mencoba mengontrolnya setelah mereka kehilangan kendali atas Kherson. (AFP/IHOR TKACHOV VIA KOMPAS.ID) 

TRIBUN-MEDAN.com - Perang Rusia Ukraina hingga detik ini masih panas berkobar.

Dilaporkan tak hanya korban jiwa yang muncul dalam perang Rusia Ukraina.

Perang Rusia Ukraina bahkan baru-baru ini membuat mata uang berbagai negara melemah terhadap dolar AS.

Hal ini cukup memusingkan karena akan menaikkan harga impor di beberapa negara terdampak tersebut.

Salah satu yang cukup terpukul terkait masalah ini adalah importir energi dan makanan.

Perebutan pasokan gas alam cair (LNG) baru di Eropa memicu kenaikan harga di pasar pengiriman (atau spot).

Harga spot patokan untuk LNG Asia mencapai rekor tertinggi tahun lalu, membuat banyak negara berkembang di kawasan ini kekurangan listrik.

Meski merugikan banyak pihak, perang Rusia Ukraina dipercaya memberikan keuntungan besar bagi beberapa negara.

Tiga negara, yakni Amerika Serikat (AS), China atau Tiongkok, dan India disebut-sebut sebagai negara paling diuntungkan dari terjadinya perang ukraina-Rusia.

Melansir dari Kompas.id, pakar sanksi asal Prancis, Agathe Demarais, menyebut perang Ukraina membuat Rusia makin bergantung kepada Tiongkok.

”Rusia tidak dalam posisi bisa berunding dengan China, yang akan mengambil apa pun yang diinginkannya dari Rusia tanpa memberi apa yang diinginkan Rusia,” terangnya, Senin (20/2/2023).

Senada, Direktur Akademik dan Riset Institut FMES di Prancis, Pierre Razoux, menerangkan bahwa perang dapat menyababkan Rusia dan Eropa melemah, sedangkan AS dan Tiongkok menang besar.

”Sangat jelas, perang akan bisa berakhir dengan (kondisi) Rusia dan Eropa semakin lemah. Sementara dua pemenang besar dari situasi ini adalah AS dan China,” kata Pierre, Senin (20/2).

Menurut Razoux, Rusia akan mencoba mengurangi ketergantungan terhadap Tiongkok dengan cara meragamkan mitra.

"Kremlin bertaruh dengan meragamkan ikatan geopolitik, ekonomi, dan strategis dengan Turki, Timur Tengah, Iran, dan Afrika,” kata Razoux.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved