Derita Nelayan di Sergai
Ratusan Nelayan Tradisional di Sergai Sergai tak Melaut karena Cuaca Buruk
Sejumlah nelayan di Kabupaten Sergai hidupnya merana akibat hasil tangkapan yang kian sedikit
Penulis: Anugrah Nasution |
Putra menyebutkan, kondisi ini membuat nelayan tradisional hidup di bawah garis kemiskinan.
"Untuk BBM saja kami beli eceran Rp 9 ribu. Belum lagi makan selama di laut. Malah kita sering tidak bawa uang untuk ke rumah karena hasil tangkapan juga semakin sikit," katanya.
Kecamatan Tanjung Beringin sendiri adalah wilayah yang penduduknya mayoritas bekerja sebagai nelayan.
Putra mengatakan, keluhan ini sudah dirasakan hampir semua nelayan di sana.
Namun mereka memilih bertahan sampai sejauh ini karena tak punya pilihan lain.
"Iya, karena tidak ada pilihan lain, jadi mau tidak mau bertahan. Namun sudah ada juga yang ganti profesi. Ada yang kerja bangunan, atau mereka merantau," katanya.
Mewakili ratusan nelayan yang lain, Putra berharap agar pemerintah memperhatikan nelayan sepertinya.
Salah satunya dengan memberikan kemudahan mengases BBM subsidi dan bantuan peralatan untuk nelayan.
"Kalau kami maunya ada perhatian pemerintah. Supaya kami bisa melaut dan bisa menghidupi keluarga," katanya.
Sementara itu Sekretaris Dinas Perikanan dan Kelautan Sergai, Batera Harapan menyebutkan pemerintah akan terus membantu meretas persoalan nelayan.
Katanya, dalam tahun ini pemerintah daerah dan pusat akan memberikan bantuan peralatan kepada nelayan.
"Yang pertama kita terimakasih atas informasinya. Dan kami pemerintah terus berusaha membantu masyarakat," tutup Bahtera.
(cr17/tribun-medan.com)