Merasa Diinjak di Negara Sendiri, Niat Bunda Corla Pulang ke Jerman, Singgung Hak Asasi

TRIBUN-MEDAN.com - Bunda Corla mengatakan niatnya ingin segera pulang ke Jerman.

Diakui oleh Bunda Corla, dirinya enggan untuk tinggal lama-lama di Indonesia.

Pasalnya, banyaknya hujatan yang dilontarkan untuk Bunda Corla membuat ia gundah.

Padahal selama 18 tahun tinggal di Jerman, Bunda Corla merasa tak pernah diusik hak asasi maupun gendernya.

Hal itulah yang pada akhirnya membuat Bunda Corla heran karena mendapat perlakuan yang tak menyenangkan saat pulang ke Indonesia.

Menurut Bunda Corla, jenis kelamin merupakan privasi dan tidak sepantasnya menjadi omongan publik.

Bunda Corla menjelaskan bahwa seseorang yang meributkan jenis kelamin bisa saja dituntut ke pengadilan di Jerman.

"Itu bisa dituntut ke pengadilan. Kenapa? Urusan gender tuh urusan orang. Ga boleh sebenernya apalagi bongkar-bongkar dia siapa segala macam itu nggak boleh. Di Jerman nggak boleh kayak gitu. Itu privasi," kata Bunda Corla dikutip Wartakotalive.com dari video live Instagram.

Tanpa menyebut nama, Bunda Corla menyebut bahwa semua orang pintar semestinya paham dengan apa yang ia maksud.

Pada saat bersamaan, Bunda Corla merasa bahwa ia begitu dihargai saat tinggal di Eropa.

Sementara saat pulang ke Indonesia, ia malah merasa diusik dan diinjak-injak hak asasinya.

"Sebagai orang yang pintar harus paham itu semua. Terlalu julid, terlalu sok mau tahu, sok ngurusin orang. Karena nganggur gak punya kerjaan. Yang diusik orang Indonesia pula."

"Sebagai orang Indonesia, pulang Indonesia diginiin, apa nggak tambah ribet? Saya masih orang Indonesia, saya cinta Indonesia. Orang Indonesia diusik, padahal di luar negeri aja dihargain. Walau orang Indonesia, hak asasi bunda dihargai di Eropa. Masa gue pulang ke negara sendiri gua diinjak-injak?" ujarnya.

Sebagaimana diketahui, Bunda Corla sempat berseteru dengan artis kontroversial Nikita Mirzani.

Hal itu berbuntut dari kedatangannya ke Tanah Air untuk menggelar konser jumpa fans yang dihandle oleh Ivan Gunawan dan Maharani Kemala.