Berita Sumut

KABAR DUKA, Pastor Hyginus Silaen Tutup Usia, Pejuang Lingkungan yang Getol Minta TPL Ditutup

Kabar meninggalnya tokoh katolik ini menuai empati dari masyarakat Toba, khususnya pihak yang bergerak di bidang lingkungan hidup. 

Penulis: Maurits Pardosi |
Tribun Medan/Maurits Pardosi
Pastor Hyginus Silaen, OFM Cap di kediamannya di Biara Kapusin Emmaus Helvetia pada Sabtu (1/2/2020). 

TRIBUN-MEDAN.com, BALIGE - Kabar duka melingkupi para pegiat lingkungan hidup di kawasan Danau Toba. Secara khusus, masyarakat yang tergabung dalam gerakan tutup TPL turut berbelasungkawa atas meninggalnya Pastor Hyginus Silaen, seorang imam katolik. 

Imam yang berjubah coklat ini dikenal sebagai panutan soal menyuarakan pelestarian alam di kawasan Danau Toba. Terlebih saat munculnya pergerakan masyarakat Tapanuli yang secara masif menyuarakan penutupan PT Inti Indorayon Utama, yang kini berubah nama menjadi PT TPL. 

Dalam perjumpaan dengan tribun-medan.com pada bulan Februari 2020, ia masih lugas bercerita soal perjuangannya bersama masyarakat menutup PT Indorayon.

Kabar meninggalnya tokoh katolik ini menuai empati dari masyarakat Toba, khususnya pihak yang bergerak di bidang lingkungan hidup. 

Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Tano Batak Roganda Simanjuntak menyampaikan, turut berbelasungkawa atas meninggalnya tokoh yang selalu berdiri di barisan depan menutup PT Inti Indorayon Utama.

Keberanian dan dukungan moralnya mendapatkan acungan jempol hingga perusahaan yang diduga perusak lingkungan tersebut tutup dan beralih nama. 

"Kami menyampaikan turut berdukacita mendalam atas meninggalnya Pastor Hyginus Silaen. Beliau adalah salah satu rohaniwan katolik yang ikut menutup PT Inti Indorayon Utama ketika rakyat di Tapanuli secara khusus di Porsea yang ikut serta menutup perusahaan tersebut," ujar Ketua AMAN Tano Batak Roganda Simanjuntak, Jumat (27/1/2023). 

Ia juga menguraikan, perjuangan imam tersebut bukan sebatas teori belaka. Namun, pastor tersebut turun ke jalan bersma masyarakat sekitar untuk menolak kehadiran PT Inti Indorayon Utama. 

Perjuangan imam tersebut, ia tegaskan pantas diacungkan jempol. Wibawanya sebagai gembala umat pun terlihat dan nyata dirasakan masyarakat sekitar. 

"Ia adalah sosok yang pantas ditiru soal kontribusinya akan keutuhan ciptaan Tuhan. Selain itu, ia juga ikut serta menolak PT TPL ketika beralih dari PT Inti Indorayon Utama. Ia berada di barisan paling depan menolaknya," sambungnya. 

Ia tuturkan, masyarakat Tapanuli merasakan kehilangan sosok pelestari alam. Pastor Hyginus Silaen hembuskan nafas terakhir pada Kamis (26/1/2023). 

"Tentu masyarakat Tapanuli sangat kehilangan atas kepergian beliau. Dan kita sangat kehilangan sekali. Kita berharap, muncul lebih banyak lagi rohaniwan-rohaniwan yang mau berjuang bersama rakyat untuk menolak PT TPL, yang sampai saat ini merampas kedaulatan masyarakat adat," lanjutnya. 

"Beroperasinya PT TPL tentu mengakibatkan banyak kerugian bagi masyarakat Tapanuli. Kami dari AMAN Tano Batak turut berdukacita atas meninggalnya beliau," pungkasnya. 

(cr3/tribun-medan.com)  
 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved