Berita Sumut
Pasangan Lansia di Sergai Terpaksa Hidup di Gubuk, Rumah Mereka Roboh Diterpa Angin Puting Beliung
Abdul Bahri (63) dan Sipatiah (57) warga Dusun VIII, Desa Kota Pari, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Sergai tinggal di sebuah gubuk tak layak huni.
Penulis: Anugrah Nasution |
TRIBUN-MEDAN.com, SERGAI - Pasangan suami istri Abdul Bahri (63) dan Sipatiah (57) warga Dusun VIII, Desa Kota Pari, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdangbedagai tinggal di sebuah gubuk tak layak huni.
Gubuk tersebut mereka tempati, setelah pada 7 Juli 2020, rumah pasutri lansia tersebut roboh ditiup angin puting beliung.
Baca juga: Suami yang Dicurigai Bunuh Istri Ditemukan Tewas Tergantung di Gubuk Petani Hamparan Perak
Keduanya kini menempati gubuk seluas 4x5 meter dengan dinding anyaman bambu dan beratap rumbia lantaran kondisi keuangan yang pas-pasan.
Abdul mengatakan, rumah gubuk terebut dibangun kembali untuk sementara waktu. Itu pun atas sumbangan warga setempat yang merasa iba.
"Gubuk ini terpaksa dibangun sementara waktu agar bisa kami tempati pasca terkena angin puting beliung pada 7 Juli 2020 kemarin. Rumah hancur rata dengan tanah. Itu pun dibantu oleh warga. Alhamdulillah, ada sedikit bantuan dari warga, keluarga dan perwiritan terkumpul lah sekitar Rp 650.000, kemudian membangun rumah ini," ujar Abdul Bahri, Senin (23/1/2023).
Tak ada uang perbaikan rumah, Bahri pun lantas melapor ke Pemerintah Desa supaya mendapatkan bantuan.
Namun sudah hampir dua tahun rumahnya belum juga diperbaiki.
"Sudah pernah melapor, dan rumah kemarin sudah pernah di data dan dan ada berkas lainnya dibawa. Setelah itu, gak ada kabar hingga sekarang tidak terealisasi bantuan untuk rumah kami yang terkena angin puting beliung," ujarnya.
Seiring waktu, rumah yang ditinggali orang Bahri dan istri semakin lapuk.
Ayaman bambu beratap nipa itu kini posisi sedikit miring.
Bahri mengatakan dirinya pernah ingin diberi tenda oleh Dinas Sosial.
Menurutnya dia telah punya rumah sederhana itu. Dia hanya meminta agar pemerintah membantu perbaikan rumahnya.
"Kalau saya hanya luntang-lantung ada yang minta kusuk, itulah untuk kehidupan sehari-hari. Kalau bapak - bapak Pemerintah dan para dermawan dapat membantu dan prihatin sama saya ya Alhamdulillah," kata Bahri.
Di Desa Kota Pari setidaknya ada 26 rumah yang nasibnya sama seperti Bahri hidup di rumah tidak layak huni.
Kepala Desa Kota Pari Abdul Khair mengatakan, Pemerintah Desa telah mengajukan perbaikan rumah warga ke Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Perkim).
| Nasib Kadishub Medan Erwin Saleh yang Mendadak Opname Usai Tersangka, Kejaksaan Siap Jemput Paksa |
|
|---|
| 3 Anggota Polda Sumut Diduga Mabuk Tabrak Wanita di Merak Jingga Belum Diproses ke Sidang Etik |
|
|---|
| Daftar 5 Jabatan Eselon IIB yang Kosong di Pemko Siantar, Akan Digelar Seleksi Terbuka |
|
|---|
| Duduk Perkara Bripda G Hajar Pengendara di Depan Polda Sumut,Alami Gangguan Jiwa tapi Aktif di Polri |
|
|---|
| Menteri Purbaya Disinggung soal Pembobolan Saldo Nasabah Bank di Karo, Hingga Kini Belum Tuntas |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Pasutri-Lansia-di-Sergai-Tinggal-di-Gubuk-Tak-Layak-Huni.jpg)