Kasus Campak Meningkat

Waspada, Kasus Campak Meningkat di Indonesia, IDI Sumut Beberkan Cara Pencegahannya

Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI mengumumkan terdapat 55 daerah KLB campak di Indonesia, termasuk Sumatera Utara.

Tribun Jogja/Memorial Regional Health
Ilustrasi 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI mengumumkan terdapat 55 daerah KLB campak di Indonesia, termasuk Sumatera Utara.

Beberapa daerah di Sumut yang terdeteksi kasus campak yakni Kabupaten Tapanuli Tengah (tiga kasus), Kota Sibolga (enam kasus), Kota Medan (KLB ke-1, tiga kasus), Kota Medan (KLB ke-2, lima kasus), Kota Medan (KLB ke-3, dua kasus), Kota Medan (KLB ke-4, dua kasus), Kabupaten Batu Barat (dua kasus), Kabupaten Sedang Bedagai (dua kasus).

Hal ini menyimpulkan kasus campak di Indonesia meningkat pesat sepanjang 2022, ada lebih dari tiga ribu kasus yang dilaporkan. Tepatnya 3.341 infeksi, melonjak 32 kali lipat dari tahun sebelumnya yakni 200-an kasus.

Baca juga: Venna Melinda Dihibur Vania setelah Mengalami KDRT, Minta Ibunya Jangan Bersedih

Kenaikan kasus campak disebut-sebut akibat dari cakupan vaksinasi campak dalam dua tahun terakhir merosot tajam. Pandemi COVID-19 diungkap memiliki pengaruh besar pada kekhawatiran orangtua membawa pergi anaknya ke luar rumah.

Menanggapi hal tersebut ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumatera Utara (Sumut) dr Ramlan Sitompul Sp THT (KL) mengatakan, harus ada edukasi yang benar kepada masyarakat terkait campak, sebelum semakin besar kasus yang ditemukan.

"Kita harus melakukan edukasi yang benar kepada masyarakat tentang campak ini," ujar dr. Ramlan Kepada Tribun, Sabtu (21/1/2023).

Penyebab utama campak adalah infeksi virus dari famili Paramyxovirus, seperti rubeola dan rubella. Infeksi virus ini dapat ditularkan melalui percikan air liur penderita campak, saluran napas saat batuk dan bersin, kontak dengan permukaan yang terkontaminasi.

"Sehingga prokes yg kita lakukan saat Pandemi Covid itu masih relevan untuk dilakukan. Sebaiknya hindari berbagi makanan dan minuman dari wadah yg sama," ungkapnya.

Baca juga: Amanda Manopo Resmi Hengkang dari Ikatan Cinta, Unggahan Arya Saloka Seolah Tak Rela Ditinggal

dr. Ramlan juga menjelaskan masyarakat harus paham gejala yang timbul dari campak, agar bisa menanganinya sesegera mungkin.

"Adapun gejala yang bisa timbul terutama demam dan ruam kulit berbercak kemerahan," jelasnya.

Penyakit campak paling rentan terhadap ibu hamil, karena hal tersebut dapat beresiko terhadap kandungannya.

Gangguan yang mungkin terjadi kepada kandungan seperti gangguan pendengaran, penyakit jantung bawaan, katarak, terganggunya fungsi hati, paru dan otak.

"Perhatian khusus perlu disampaikan kepada ibu hamil, jangan sampai terinfeksi. Hal yang perlu dilakukan bila bergejala adalah minum obat penurun demam, istirahat, makan yang cukup, jaga kebutuhan cairan," pungkasnya.

(cr26/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved