Sidang Ferdy Sambo

Putri Ceritakan Adegan Pemerkosaan yang Dilakukan Yosua, Dibanting di Kasur dan Lantai:Lebam di Paha

Putri Candrawathi mengaku sempat mengalami luka lebam karena dibanting tiga kali saat Yosua mencoba melecehkannya di Magelang waktu lalu

HO
Putri Candrawathi mengaku sempat mengalami luka lebam karena dibanting tiga kali saat Yosua mencoba melecehkannya di Magelang waktu lalu 

Putri menuturkan, Kuwat Maruf dan Susi mengangkat dirinya untuk kembali dibaringkan ke tempat tidur.

"Lalu Susi berteriak, Om Kuwat, Om Kuwat tolong ibu."

"Lalu Kuwat naik ke atas memegang kaki kiri saya dan menangis."

"Lalu saya diangkat oleh Kuwat dan Susi ke dalam kamar saya, dibaringkan di tempat tidur," bebernya.

Baca juga: PENAMPAKAN Irjen Teddy Minahasa Diserahkan ke Kejaksaan, Tangan Diborgol dan Pakai Baju Tahanan

Baca juga: Pertanyaan Tajam Hakim ke Putri yang Ngaku Diperkosa, Singgung Alasan Isoman Tapi Didampingi Yosua

Takut Ferdy sambo Tak Cinta Lagi 

Putri Candrawathi mengaku takut Ferdy sambo tidak mencintainya lagi jika tahu dirinya sudah diperkosa oleh Brigadir Pol Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Hal diungkap Putri Candrawathi dalam sidang dirinya sebagai terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Pol Nofriansyah Yosua Hutabarat di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (11/1/2023).

“Yang mulia, sebagai korban kekerasan seksual tidaklah mudah menyampaikan, bahkan sama suami saya sendiri saja, saya sebenarnya malu,” ucap Putri Candrawathi sambil menangis.

“Karena saya tidak tahu, bila saya mengutarakan peristiwa tersebut, akan mencintai saya dan menerima saya kembali,” kata Putri Candrawathi.

Hakim Wahyu Iman Santoso melihat Putri Candrawathi menangis pun menyampaikan bahwa persidangan butuh keterangan soal dugaan kekerasan seksual Yosua.

Sebab, kata Hakim Wahyu, peristiwa tewasnya Yosua di rumah Jl Duren Tiga No 46 dipicu dari keterangan Putri Candrawathi bahwa ada pemerkosaan di Magelang.

Sementara dalam sidang, keterangan soal Yosua melakukan pemerkosaan hanya ada dari Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi atau tidak ada bukti visum yang memperkuat.

“Yang mulia, sebenarnya setelah kejadian itu saya hanya bisa diam dan tidak bisa berkata apa-apa, saya bingung dan saya malu dengan apa yang terjadi pada saya,” kata Putri Candrawathi.

“Dan saya tidak tahu harus bagaimana sebenarnya, waktu itu pun ada psikolog, tapi saya tidak berani untuk menceritakan karena bagi saya ini adalah aib yang membuat malu.”

Dalam kasus tewasnya Yosua, narasi perkosaan memang hanya keluar dari pernyataan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Sumber: Warta kota
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved