Rusia vs Ukraina

Militer Rusia Kembali Serang Ukraina, Pesawat Tak Berawak Luluh Lantakkan Kota Bakhmut dan Odesa

Sepanjang Sabtu (10/12/2022) hingga Minggu (11/12/2022), militer Rusia kembali membombardir beberapa kota di wilayah timur Ukraina.

Editor: AbdiTumanggor
AP PHOTO/RAMON HRYTSYNA
Rusia kembali menyerang Ukraian pada Sabtu (10/12/2022). Dua kota luluh lantak. (AP PHOTO/RAMON HRYTSYNA) 

"Ini berbeda sekarang. Ini karena kalkulus perang telah berubah sebagai akibat dari penderitaan dan kebrutalan yang dialami orang Ukraina oleh Rusia," tulis The Times seperti dikutip dari Insider, Minggu (11/12/2022).

The Times dalam laporannya menyatakan kekhawatiran bahwa Rusia akan melancarkan serangan nuklir taktis atau menyerang anggota NATO yang berbatasan dengan Rusia telah mereda di kalangan perencana militer AS.

Sebelumnya BBC melaporkan Washington tidak ingin terlihat mendorong Ukraina untuk menyerang di Rusia.

Menteri Luar Negeri Anthony Blinken mengatakan: "Kami tidak mendorong atau memungkinkan Ukraina untuk menyerang di dalam Rusia."

Namun, sumber militer AS yang terpisah mengatakan kepada The Times: "Kami tidak mengatakan kepada Kiev, 'Jangan serang Rusia (di dalam Rusia atau Crimea).' "Kami tidak bisa memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan. Terserah mereka bagaimana mereka menggunakan senjata mereka. Tetapi ketika mereka menggunakan senjata yang kami berikan, satu-satunya hal yang kami tekankan adalah bahwa militer Ukraina mematuhi hukum perang internasional dan untuk konvensi Jenewa."

Pada Minggu, Ukraina diyakini telah menembakkan pesawat tak berawaknya sendiri jauh ke dalam wilayah Rusia. Salah satu sasarannya adalah pangkalan udara Engels-2 di Oblast Saratov di Rusia selatan, pangkalan untuk pembom jarak jauh Tu-95 dan Tu-160, yang berjarak hampir 400 mil dari perbatasan Ukraina. 

Ledakan lain hari itu terjadi di pangkalan udara Dyagilevo, tepat di sebelah tenggara Moskow.  Kedua insiden tersebut menewaskan dan melukai banyak orang serta merusak beberapa pesawat.

The Times juga memberi kesan bahwa AS dapat memasok Ukraina dengan senjata jarak jauh berteknologi tinggi, termasuk peluncur rudal dan drone bersenjata berat.  "Tidak ada yang salah," kata seorang pejabat senior pertahanan AS, per The Times.

Sebelumnya, Presiden Vladimir Putin telah memperingatkan bahwa AS akan "melewati batas" jika mereka memasok Ukraina dengan rudal jarak jauh.

Peringatan ini dipertegas juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova. "Jika Washington memutuskan untuk memasok rudal jarak jauh ke Kiev, maka itu akan melewati garis merah dan akan menjadi pihak langsung dalam konflik," tegasnya.

(*/tribun-medan.com/kompas.com)

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved