Memilih Damai
Ray Rangkuti Analisa Isu Jawa Non Jawa Tak Lagi Relevan pada Pemilu 2024, Ini yang Jadi Tolok Ukur
Ray Rangkuti menganalisa nantinya pemilih akan memilih pemimpin jika memiliki kedekatan dengan masyarakat dan jelas program ke depannya.
Kedekatan identitas yang dimaksud Yohan adalah agama, suku, atau hal-hal yang lainnya.
"Terkait dengan hasil survei kepemimpinan nasional, masih didominasi dengan nama-nama yang selama ini juga beredar di lembaga survei yang lain ya," ujar Yohan dalam pemaparannya.
Yohan menyebutkan nama seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan memang menjadi tiga nama yang menguasai 60 persen lebih total suara responden.
Artinya di bawah tiga nama tersebut, memang banyak nama-nama yang bermunculan, tapi selisihnya cuku
"Bahkan survei Kompas menyebutkan kenapa milih Prabowo, Ganjar, atau Anies, itu tidak ada yang menjawab karena sama agamanya atau karena sama sukunya," ucap Yohan.
Ia mencontohkan, Ganjar dipilih karena merakyat. Prabowo dipilih karena tegas.
Lalu, Anies dipilih karena kinerjanya, dan mungkin karena asosiasi Gubernur DKI saat itu.
Yohan menegaskan apabila dilihat dari trend kepemimpinan dari tahun ke tahun, memang tidak ada dimensi sosiologis yang begitu menguat.
Namun demikian, ia menyadari ke depan di masa mendatang, perilaku pemilih di Indonesia memang lebih banyak digerakkan oleh sentimen sosiologi.
"Jadi kalau ditanya suka atau enggak sama pemimpin itu, ya suka saja. Kalau ditanya alasannya apa, kadang bingung juga," jelas Yohan.
Hal tersebut menandakan dimensi psikologi akan banyak bermain ketika pemilih menentukan pilihannya dengan program kerja.
Lama kelamaan, alasan-alasan psikologis itu akan makin kuat apabila calon-calon elit politik juga menyuguhkan alasan yang sifatnya rasional.
Yohan kembali menegaskan, tidak ada pertimbangan sosiologi dalam menentukan pilihan.
"Tapi memang masih ada beberapa, namun sedikit. Jadi kalau ditanya tanpa menyebutkan nama, apakah agama atau suku menjadi pertimbangan pemilih, pasti akan ada yang menjawab iya," pungkas Yohan.
Jadi memang Yohan menyadari identitas merupakan sesuatu yang tidak bisa dilepaskan.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Founder-lingkar-Madani-Ray-Rangkuti-_Pilpres-2024_Pemilu-2024_.jpg)