Bom Bunuh Diri

Getir, Firasat Tak Baik Kakak Aiptu Sofyan, Polisi Korban Bom Bunuh Diri Astana Anyar

Aiptu (Anumerta) Sofyan satu-satunya anggota kepolisian yang meninggal dalam insiden bom bunuh diri Polsek Astana Anyar. Ini pengakuan kakak korban.

Tribun Medan/HO
Aiptu Sofyan Gugur Akibat Bom Meledak di Polsek Astana Anyar, 9 Anggota Polisi Lainnya Terluka! 

TRIBUN-MEDAN.com - Keluarga polisi korban bom di Polsek Astana Anyar punya firasat sebelum korban berangkat kerja.

Seperti diberitakan sebelumnya bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar Kota Bandung itu menewaskan Aiptu Sofyan pada Rabu (7/12/2022) pagi.

Aiptu (Anumerta) Sofyan satu-satunya anggota kepolisian yang meninggal dalam insiden tersebut.

Baca juga: Gubernur Edy Rahmayadi Ancam Satpol PP soal Kucing: Kalau Kau Gemuk, Kucingnya Kurus, Kau Kuhukum

Duka mendalam dirasakan keluarga korban.

 

 

Perwakilan keluarga, Mustofa, mengatakan pertama kali mendapat kabar Aiptu Sofyan menjadi korban tak lama setelah berita ledakan bom bunuh di Polsek Astana Anyar, beredar.

Semasa hidupnya, almarhum Aiptu Sofyan merupakan orang yang baik hati dan sering mengajak keluarga bermusyawarah.

Baca juga: Heboh Emak-emak di Langkat Bisa Kupas Aspal Pakai Tangan, Begini Respons Plt Kadis PUPR

"Ya, duka merasa kehilangan karena kebijakannya, selalu bermusyawarah dengan keluarga," ujar Mustofa saat ditemui di rumah duka Jalan Terusan Cibogo, Sukajadi, Kota Bandung, Rabu.

Sementara itu,  kakak almarhum bernama Salman mengatakan dia sempat merasa tidak enak hati saat Sofyan akan berangkat kerja.

"Kalau saya enggak enak saja (firasatnya)," ujar Salman.

Almarhum, kata dia, meninggal karena mengalami luka di leher.

"Urat nadi kena di sini (sambil menunjuk leher)," katanya.

Baca juga: Amarah Wali Kota Bobby Nasution Meledak, Balik Ancam akan Merubuhkan Semua Warung

Almarhum meninggalkan istri dan tiga anak.

Jenazah Aipda Sofyan sudah dimakamkan di makam keluarga di Sukahaji, Kota Bandung. 

Almarhum meninggalkan istri dan tiga anak.

Korban Luka

Sebanyak 11 orang menjadi korban ledakan bom bunuh diri dalam kejadian tersebut.

Sebelas orang itu terdiri dari 10 anggota polisi dan satu warga sipil. 

Baca juga: Terekam Kamera CCTV Seorang Ibu Buang Bayinya ke Tong Sampah di Terminal, Videonya Viral di Medsos

Dari 10 orang anggota polisi tersebut, satu di antaranya meninggal dunia bernama Aiptu Sofyan. 

"Sebelas orang jadi korban, terdiri dari 10 anggota polisi dan satu orang anggota meninggal dunia atas nama Aiptu Sofyan."

"Sembilan masih dalam luka-luka, akibat serpihan dari ledakan tersebut," ujar Kapolda Jabar, Irjen Pol Suntana, Rabu, dikutip dari Tribun Jabar.

Sementara satu warga sipil yang turut menjadi korban luka yakni Nurkhasanah.

Kepolisian akan melakukan pemeriksaan lokasi, pemeriksaan jenazah termasuk sidik jari untuk memastikan identitas dari pelaku bom tersebut.

"Data pelaku bom bunuh diri sedang kami identifikasi dan akan kami cross check dengan hasil pemeriksaan hasil sidik jari yang didapatkan sesudah TKP," katanya.

Suntana menambahkan barang bukti yang bisa diamankan adalah sebuah motor warna biru yang digunakan oleh pelaku.

Pelat nomor motor tersebut adalah AD dan ada tulisan di kertas pada motor pelaku.

Sosok Pelaku Bom Bunuh Diri

Polisi memastikan pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar adalah Agus Sujatno.

Dia adalah mantan napi teroris kasus bom panci di Cicendo beberapa waktu lalu.

Jaringan teroris yang terlibat dalam bom bunuh diri ini adalah Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung dan Jawa Barat.

"Ya pelaku adalah mantan napi teroris, Agus Sujatno," kata Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo saat konferensi pers di depan Mapolsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022).

Agus Sujatno memiliki nama alias Abu Muslim bin Wahid.

Pelaku lahir di Bandung, 24 Agustus 1988.

Agus Sujatno mendekam di Lapas Kelas II A Pasir Putih, Nusakambangan selama 4 tahun, karena terlibat dalam kasus bom panci Cicendo, Bandung.

Pada 14 Maret 2021, Agus dinyatakan bebas.

Agus Sujatno dikenal memiliki kemampuan merakit bom.

Saat membuat bom panci, ia merakit bom bersama Yayat Cahdiat atau Abu Salam.

Bahan material bom dibeli melalui situs online.

Ia mempelajari tutorial pembuatan bom dari internet.

Kronologi Ledakan Bom

Kapolrestabes Bandung Kombespol Aswin mengatakan, kejadian yang diduga bom bunuh diri itu terjadi pada Rabu pagi pukul 08.20 saat sedang melakukan apel pagi.

"Tiba-tiba ada satu orang laki-laki masuk ke Polsek mengacungkan senjata tajam menerobos barisan apel pagi seketika anggota pada menghindar tidak lama kemudian ada ledakan," kata dia.

Ia menyebut pelaku pembawa bom meninggal dunia di lobi Polsek Astanaanyar.

Sementara, satu polisi meninggal dan lainnya terluka.

"Sekarang yang luka sedang dirawat sedang dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih," kata Kombespol Aswin.

Pelaku penyerangan Bom Polsek Astana Anyar itu diduga menggunakan sepeda motor bebek warna biru yang terparkir di depan Polsek.

Dalam sepeda motor pelaku, terdapat kertas putih bertuliskan KUHP-Hukum, Kafir/Syirik Perangi para penegak hukum setan.

Adapun kondisi pelaku penyerangan Bom ke Polsek ini diketahui meninggal di tempat dengan kondisi tubuhnya terbagi ke dalam beberapa bagian dan saat ini sudah dievakuasi ke RS Immanuel Bandung.

Selain itu, pelaku terdapat empat orang anggota Polsek yang mengalami luka akibat kejadian itu dan sudah dibawa ke RS Immanuel Bandung.

"Ledakan terjadi di bagian dalam, depan pintu masuk polsek. Korban tiga polisi luka, sekarang lagi dibawa ke rumah sakit di Bandung," katanya.

Saat ini, sejumlah anggota polisi masih berjaga di lokasi kejadian dan dipasang garis polisi di sekitaran Mapolsek.

(*/TRIBUN MEDAN/TRIBUNNEWS)

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved