Viral Medsos
NGERI, Usai Gempa Cianjur Disusul Gempa Garut, Kini Letusan Gunung Berapi Semeru
Gempa susulan terus terjadi selama dua minggu setelah gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,6 mengguncang Cianjur, Senin (21/11/2022).
TRIBUN-MEDAN.COM - Gempa susulan terus terjadi selama dua minggu setelah gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,6 mengguncang Cianjur, Senin (21/11/2022). Terbaru terjadi pada Minggu (4/12/2022) sekitar pukul 05.01 WIB. Gempa susulan tersebut berkekuatan magnitudo 4,2.
Lokasi di titik koordinat 6,82 LS-107,06 BT, delapan kilometer barat laut Kabupaten Cianjur. Pusat gempa berada di kedalaman 10 kilometer.
Guncangan gempa dirasakan di Cianjur, Sukabumi III MMI, Pamoyanan II-III MMI.
Kepala Stasiun BMKG Bandung, Teguh Rahayu, mengatakan, gempa susulan berpotensi terus tejadi. "Namun magnitudonya tidak seperti awal, lebih cenderung menurun," ujar Rahayu saat dikonfirmasi Tribunjabar.id.
Kekuatan gempa paling besar dalam gempa susulan terjadi selama dua pekan ini bermagnitudo 4,2. "Dari data kita itu, 4,0 ada satu event, 4,1 ada satu event, dan 4,2 ada satu event," tutur rahayu.
Selama dua pekan sejak gempa magnitudo 5,6, telah terjadi 382 kali gempa bumi susulan. Jumlah paling tinggi dalam sehari terjadi pada 21 November, sekitar 104 gempa susulan. Kemudian pada 22 November sebanyak 55 kali.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa hingga Sabtu (3/12/2022), jumlah korban meninggal akibat gempa Cianjur bertambah menjadi 334 jiwa.
Penambahan tersebut berdasarkan penemuan tim gabungan yang berhasil menemukan 3 jenazah, yakni 2 jenazah di Desa Cijedil, dan 1 lainnya ditemukan di kawasan Warung Sate Shinta.
Dengan demikian, total korban yang masih dalam pencarian saat ini tersisa 8 orang. Sementara itu, jumlah rumah rusak hingga pukul 15.00 WIB hari ini tercatat 35.601 unit dengan rincian rusak berat 7.817, rusak sedang 10.589, dan rusak ringan 17.195.
Gempa Bumi Garut
Selain gempa bumi Cianjur, dari hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) gempa M 6,4 yang mengguncang wilayah Selatan Garut pada Sabtu (3/12/2022) pukul 16.49 WIB. Hal itu disebabkan oleh aktivitas dalam lempeng Indo-Australia(instralab).
"Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa menengah akibat deformasi atau patahan dalam lempeng Indo-Australia(intraslab) yang menunjam ke bawah Jawa Barat," ungkap Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangan resminya.
Sementara hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
Gempa yang terjadi kemarin sore tidak menunjukkan adanya anomali muka laut atau dengan kata lain tidak berpotensi tsunami.
Kendati demikian, gempa di wilayah Garut-Tasik sudah terjadi beberapa kali dan memakan korban jiwa.
Dari catatan BMKG, setidaknya ada lima gempa kuat yang pernah mengguncang wilayah Garut-Tasik hingga membuat bangunan rusak parah dan menimbulkan ratusan korban jiwa.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Gunung-Semeru-mengamuk.jpg)