Piala Dunia di Kedai Tok Awang
Kejutan Berhenti, Kembali ke Setelan Pabrik
Belanda versus Amerika, Argentina kontra Australia. Di atas kertas Belanda dan Argentina diunggulkan. Apakah mereka bisa menang mudah? Atau sebaliknya
Penulis: T. Agus Khaidir | Editor: T. Agus Khaidir
Kombinasi pemain-pemain “pribumi” dan naturalisasi ini diracik secara ciamik oleh pelatih Graham Arnold hingga menjadi skuat yang kuat. Namun cukup kuatkah menghadapi Argentina?
“Orang banyak yang salah tanggap sama Argentina ini,” sebut Jontra Polta. “Kalah lawan Saudi dibilang lemah. Padahal enggak gitu. Ingat, orang itu cetak lima gol ke gawang Saudi di babak pertama. Cumak empat dianulir VAR karena off side. Setelah itu, kayak kenak mental betul mereka. Mainnya jadi kacau, dan makin tambah kacau setelah Saudi bisa menggolkan.”
Walau demikian, imbuh Jon, Argentina di era Lionel Scaloni adalah juga Argentina yang mudah ditebak. Tiap rancang bangun strategi, terutama offensif, selalu bermuara pada Lionel Messi. Messi menjadi kreator sekaligus eksekutor.
“Anak sekarang bilang, Messi ini kayak menggendong timnya. Sejauh ini memang kelihatan masih bisa dia. Cumak sampai kapan dia tahan?” (t agus khaidir)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/pemainbelandakeren1.jpg)