Pembacokan
Getir, Eko Azam Pelajar SMKN 9 Tewas Dibacok Ternyata Sempat Minta Maaf ke Wali Kelas di Hari Guru
Rohaya Naibaho, wali kelas korban tewas tawuran di Medan, Eko Farid Azam mengungkap pertemuan terakhir dengan muridnya.
Penulis: Fredy Santoso | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Rohaya Naibaho, wali kelas korban tewas tawuran di Medan, Eko Farid Azam mengungkap pertemuan terakhir dengan muridnya.
Sambil menangis tersedu-sedu Rohaya menjelaskan dirinya sempat bertemu dengan korban saat perayaan hari guru di SMKN 9 Medan.
Saat pertemuan itu almarhum Eko Farid sempat salam dan meminta maaf kepadanya karena tak bisa memberikan kado kepada Wali Kelasnya itu di momen hari guru Nasional.
Baca juga: Penyebab Tewasnya Pelajar SMKN 9, Tetangga dan Kawan Sebut Korban Anak Sopan dan Tak Bermasalah
Seketika Rohaya langsung memeluk remaja yang ditinggal ayahnya sejak kecil ini.
"Dia ini anaknya manja. Baru semalam dia salam saya, dia minta maaf tidak memberikan kado di hari guru. Jadi saya peluk, bilang dia anak baik dan jauh lebih besar kebaikannya daripada kado," kata Rohaya Naibaho, Wali Kelas korban di rumah duka di Jalan Pasar V, Kelurahan Lalang, Kecamatan Medan Sunggal, Sabtu (26/11/2022).
Baca juga: Akhirnya Pelaku Pembacokan Pelajar SMKN 9 hingga Tewas Ditangkap Polisi di Rumahnya, Ini Inisialnya
Sebelum pertemuan terakhir antara Rohaya dengan Eko Farid Azam, korban sempat mendesak Rohaya masuk kelas. Padahal kala itu dirinya sedang cuti dan berada di luar kota.
Baca juga: Tangis Sedu Sedan di Rumah Duka Eko Azam, Pelajar SMKN 9 Medan yang Tewas Dibacok
Korban mengancam tak masuk kelas dan ikut upacara hari guru jika Rohaya tak datang.
Mengetahui harapan murid kesayangannya itu pun Rohaya menuruti dan ikut merayakan hari momen yang menjadi pertemuan terakhirnya dengan korban.
Meski korban bukan tergolong murid yang berprestasi tetapi guru dan rekan menyayangi korban karena dinilai baik.
Setelah tewasnya Eko, Rohaya berharap Polisi segera menangkap pelaku yang menewaskan almarhum.
Ia pun khawatir tawuran antar pelajar semakin bergejolak, jika pelaku tak segera ditangkap.
"Harapan saya polisi cepat cari pelakunya. Kita engga tahu ke depannya. Mungkin anak anak ada yang ngumpul lagi untuk membela ini,"harapnya.
Sebelumnya, aksi tawuran sadis antar pelajar terjadi dalam sebuah SPBU di Jalan Kapten Sumarsono Kecamatan Sunggal, Jumat (25/11/2022) sore.
Eko tewas dibacok, dipukuli diduga pelajar dari sekolah lain di SPBU Jalan Kapten Sumarsono Medan, Jumat 25 November kemarin sore.
Ia tewas di dalam minimarket SPBU saat berusaha menyelamatkan diri dari keberingasan para pelaku yang terus mengejarnya menggunakan senjata tajam, kayu dan pentungan basbol.
Remaja berusia 15 tahun ini tergeletak diduga kehabisan darah akibat bacokan di paha sebelah kirinya.
(cr25/ tribun-medan.com)