Piala Dunia di Kedai Tok Awang
Ronaldo Post Power Syndrome
Jelang Piala Dunia Qatar 2022 Cristiano Ronaldo memang jadi pusat perhatian lagi. Ia disorot lantaran wawancaranya dengan Piers Morgan.
Penulis: T. Agus Khaidir | Editor: T. Agus Khaidir
Ronaldo berbicara selama hampir dua jam, dan ia mengupas habis, menelanjangi (benar-benar menelanjangi!) Manchester United. Ia menyerang pemilik klub, menghantam kebijakan manajemen, menghajar pelatih, menyebut mereka tak becus dan pengkhianat.
Ia juga secara terbuka menyebut Wayne Rooney dan Gary Naville, mantan rekannya di skuat Manchester United era Sir Alex Ferguson, sebagai orang-orang yang tidak bisa dimengerti, seakan-akan dekat dengannya tapi kerap melontar kritik pedas, dan oleh karena itu ia tempatkan di luar lingkaran pertemanan.
"Sekarang yang jadi pertanyaan, huru-hara yang disulut Ronaldo ini akan terbawa ke Tim Nasional Portugal atau tidak? Bruno Fernandes, kan, masuk juga, dan dia kayaknya tak senang dengan keputusan Ronaldo untuk mengumbar aib klub ini," tanya Tok Awang yang kembali memenangkan laga.
Partai keemat cukup singkat, hanya 19 langkah. Skor besar 3-1 dan pertandingan berakhir dan Lek Tuman mesti membayar sanger dingin yang diminum Tok Awang –plus teh susu dan Nutri Sari dingin rasa jambu klutuk yang dipesan Mak Idam dan Jontra Polta.
Pertanyaan Tok Awang segera disambar Mak Idam. Bilangnya, Ronaldo di Tim Nasional Portugal adalah raja. Bahkan bagi sebagian pemain sudah selevel dewa.
“Fernandes itu bukan siapa-siapa. Atau mungkin lebih tepatnya belum jadi siapa-siapa. Mungkin di MU, Si Fernandes ini akan ikut suara mayoritas. Walau nggak terang-terangan dia ikut di kelompok yang kontra Ronaldo. Namun di Portugal, suara Ronaldo adalah suara tim dan dia mau tak mau harus ikut.”
Ronaldo, sebut Idam lagi, sadar betul bahwa satu tim akan kuat apabila mereka bersama-sama. Portugal punya modal ini.
“Ronaldo bukan orang bodoh. Aku yakin dia sengaja bicara seperti itu, dan dia tahu konsekuensinya kayak mana. Dia sejak lama memang sudah mau keluar dari MU. Terlepas dari entah ada entah tidak klub lain yang nanti mau nampung dia, memang udah nggak soor kali dia di sana. Sebaliknya di Portugal, di tim nasional, Ronaldo masih jadi motivator nomor satu. Udah kayak Mario Teguh kutengok dia. Berbusa-busa mulutnya kasih petuah. Super sekali.”
Sudung, masih dari sudut yang sama, berseru kembali. "Jadi Mamak tak setuju kalau Ronaldo dibilang post power syndrome?"
Idam tak sempat menjawab karena dari balik steling, Ocik Nensi yang sedari tadi mengobrol seru dengan Tante Sela perihal Kim Keon-hee, Ibu Negara Korea Selatan yang mempesona di KTT G20, telah mencecarkan kalimat yang membuat Tok Awang suaminya tersungut-sungut sembari garuk-garuk kepala.
"Apa pulak kelen bilang Ronaldo post power syndrome. Asal letup aja kelen kutengok. Yang kelen pikir dia kayak abang kelen ini? Sudah tua tak tahu tua. Masih jugak jelalatan matanya kalok nengok perempuan pinggulnya padat kayak Shakira."
"Ah, mana ada," kata Tok Awang dengan nada bicara sumbang.(t agus khaidir)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/ronaldocr72.jpg)