Piala Dunia di Kedai Tok Awang
Ronaldo Post Power Syndrome
Jelang Piala Dunia Qatar 2022 Cristiano Ronaldo memang jadi pusat perhatian lagi. Ia disorot lantaran wawancaranya dengan Piers Morgan.
Penulis: T. Agus Khaidir | Editor: T. Agus Khaidir
Setelah menjadi bagian dari industri sepak bola memang hampir tidak lagi mengenal hari libur. Kompetisi mungkin boleh jeda tapi roda elemen yang tergabung di dalamnya tetap bergerak, tetap berputar, sepanjang waktu.
Turnamen-turnamen akbar, seperti Piala Dunia, atau Piala Eropa atau Piala Amerika, biasanya jadi momentum bagi klub untuk meningkatkan kualitas skuat. Pemandu-pemandu bakat mereka datang untuk mengamati pemain-pemain incaran.
Mereka bekerja dalam senyap. Mendekati pemain, lalu membuka komunikasi dengan agen-agen pemain tersebut.
Pun pada Piala Dunia 2022. Para juru pantau dan negosiator klub sudah tiba di Qatar. Mereka telah memulai pemantauan, mempersiapkan klausul dan draf kontrak, bahkan sebelum pluit kick off ditiupkan.
"Macam mana, lah, tak mau kalah orang tu di tikungan," kata Leman Dogol menyahuti obrolan yang dilepas Mak Idam dan Jontra Polta. Keduanya mengoceh sembari menonton duel catur Lek Tuman dan Tok Awang. "Ini ibarat kata siapa cepat dia dapat."
"Ah, sebenarnya enggak juga, Mak. Percuma juga," ujar Mak Idam. "Tergantung klubnya. Maksudku, dari klub mana pemandu bakat dan negosiator itu datang. Mau dari bulan Juli pun orang tu di Qatar, kalau, lah, klubnya cuma sekelas kaleng-kaleng, tetap saja kalah kalau klub sultan sudah masuk."
Jontra Polta mengangguk-angguk, lalu membenarkan Mak Idam. "Betul yang dibilang Idam itu. Setuju kali aku. Ambil contoh Manchester United, City, Real Madrid, atau PSG. Kalau bebetulan ada pemain yang sama-sama diincar, maka yang paling duluan gugur pasti MU."
"Alamakjang, jadi ketua anggap MU klub kaleng-kaleng," seru Sudung dari sudut kedai. Tanpa mengalihkan pandangan sedikit pun dari layar telepon selular ia tertawa ngakak. Jek Buntal dan Ane Selwa yang duduk tak jauh darinya juga ikut tertawa.
"Kejam kali memang ketua ini," kata Ane Selwa menimpali. "Mentang-mentang fans garis keras Arsenal. Ada aja sikit yang senggol miring-miring soal MU, langsung ketua gas."
Mendengar ini Jontra Polta langsung memotong. "Bukan gitu. Aku bukan sebangsa fans-fans karbitan, Ne. Aku fans yang realistis, yang objektif. Jelek kubilang jelek, bagus kubilang bagus. Nah, untuk MU, cobalah, siapa, lah, lagi yang masih berani ngotot bilang mereka bagus. Bahkan fansnya sendiri pun akan bilang jelek. Apalagi setelah dibuka Ronaldo borok-borok mereka."
"Ah, Ronaldo pengkhianat! Mana boleh kayak gitu. Masak keburukan sendiri dibuka. Itu, kan, namanya memberaki periuk makan sendiri," seru Sudung lagi.
"Memberaki apanya, Dung?" sahut Jontra Polta. "Semua yang dibilangnya di wawancara itu, kan, nggak ada yang salah? Memang seperti itulah kondisi di Manchester United sekarang. Nama saja yang besar, di dalam keropos."
Lek Tuman, yang baru saja membuka langkah Caro-Kann untuk memulai papan empat (skor sementara 2-1 untuk Tok Awang), sekonyong-konyong menyela.
"Bak kelen tahu, ya, Ronaldo itu sebenarnya post power syndrome. Merasa dia masih sehebat waktu di Real Madrid. Padahal sudah menurun jauh. Dibilangnya, lah, Ten Hag mengkhianati dia. Mengkhianati macam mana? Bukan tak dikasih kesempatan dia sama Ten Hag. Cak kelen ingat-ingat, berapa kali dia jadi starter, apa bisa dia nyetak gol. Cumak lawan klub dari Siprus pun tumpul.”
"Iya, iya, orang post power syndrome biasanya memang suka aneh-aneh. Suka mengenang masa lalu," ucap Jek Buntal pula. Tawanya meledak. Pun Sudung, Selwa, Mak Idam. Lek Tuman dan Tok Awang cuma senyum-senyum.
Jelang Piala Dunia Qatar Cristiano Ronaldo memang jadi pusat perhatian lagi. Namun berbeda dari edisi-edisi piala dunia sebelumnya, sorotan kali ini bukan terkait perkiraan dan hitung-hitungan apakah ia bisa melampaui rekor Miroslav Klose sebagai pencetak gol terbanyak Piala Dunia, atau apakah ia mampu membawa Portugal menjadi kampiun, melainkan seputar wawancaranya dengan Piers Morgan, wartawan Inggris.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/ronaldocr72.jpg)