Korea Utara vs Korea Selatan

KORUT Vs KORSEL Semakin Memanas, Presiden China Xi Jinping Minta Militer Siap-siap untuk Bertempur

Presiden Xi Jinping meminta tentara China untuk "memfokuskan seluruh energinya pada pertempuran" dalam persiapan untuk perang, menurut laporan media

Editor: AbdiTumanggor
AP PHOTO/AHN YOUN-JOON
Peluncuran rudal Korea Utara ditayangkan program berita tv di Stasiun Kereta Api Seoul, Korea Selatan, Rabu (2/11/2022). Penembakan rudal Korut ke Korsel memicu peringatan berlindung bagi para penduduk di lepas pantai timur Negeri Ginseng. (AP PHOTO/AHN YOUN-JOON) 

Senjata nuklir apa yang dimiliki Korea Utara?

Terakhir kali Korea Utara menguji bom nuklir adalah pada 2017. Ledakan di lokasi uji Punggye-ri berkekuatan antara 100-370 kiloton. Sebagai gambaran, sebuah bom 100 kiloton enam kali lebih kuat daripada yang dijatuhkan AS di Hiroshima pada 1945.

Korea Utara mengeklaim ini adalah perangkat termonuklir pertamanya, paling kuat dari semua jenis senjata atom. Namun, menurut Byrne, Korea Utara sekarang mungkin bertujuan untuk menguji jenis hulu ledak nuklir yang lebih kecil dengan kekuatan ledakan yang sama.

"Tampaknya mereka sekarang sedang menguji kemampuan baru —hulu ledak mini yang dapat dipasang ke berbagai rudal, termasuk rudal jarak pendek," katanya.

Di mana uji coba nuklir bisa dilakukan? Enam tes bawah tanah sebelumnya telah dilakukan di Punggye-ri. Namun, pada 2018 Korea Utara mengatakan akan menutup situs tersebut, karena telah "memverifikasi" kemampuan nuklirnya.

Beberapa terowongan ke situs itu kemudian diledakkan di hadapan wartawan asing. Namun, Korea Utara tidak mengundang pakar internasional untuk memverifikasi apakah itu sudah tidak digunakan lagi.

Gambar satelit yang dirilis awal tahun ini menunjukkan bahwa pekerjaan untuk merenovasi Punggye-ri telah dimulai. Setiap pengujian nuklir di masa depan di situs tersebut akan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.

Memulai lagi reaktor nuklir Korea Utara Pada 2018, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berjanji kepada presiden AS saat itu, Donald Trump, bahwa Korea Utara akan menghancurkan semua fasilitas pengayaan bahan nuklirnya.

Namun, badan atom PBB, IAEA, mengatakan gambar satelit menunjukkan bahwa Korea Utara telah memulai kembali reaktor yang memproduksi plutonium ke taraf senjata.

Pada bulan September, kepala IAEA Rafael Grossi mengatakan ada tanda-tanda bahwa situs uji coba nuklir telah dibuka kembali. Dia menambahkan, "Kami telah mengamati indikasi pengoperasian fasilitas dan pekerjaan konstruksi di lokasi Yongbyon, serta kegiatan di lokasi lain".

AS Siap Kerahkan Kapal Induk ke Korea Selatan

Sementara, AS berencana mengerahkan kapal induk bertenaga nuklirnya di Laut Timur sebagai unjuk kekuatan jika Korea Utara melakukan uji coba bom nuklir.

Hal tersebut disampaikan beberapa sumber yang mengetahui masalah tersebut, sebagaimana dilansir Kyodo News.

Sumber-sumber tersebut menuturkan, AS juga sedang mempersiapkan rancangan resolusi di Dewan Keamanan PBB (DK PBB) dalam upaya memperkuat sanksi terhadap Korea Utara.

Di samping itu, AS juga akan mengeluarkan pernyataan dengan G7 untuk mengutuk Pyongyang. Sumber-sumber tersebut menuturkan, Pemerintah AS yang kini dipimpin Joe Biden memandang “pencegahan terpadu” sebagai bagian penting dari strategi keamanan nasional.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved