Berita Sumut

Antisipasi Luapan Banjir Lahar Dingin, Dinas PUTR Karo Lakukan Normalisasi Aliran Laharan

Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Karo melakukan normalisasi jalur laharan demi mengantisipasi terjadinya luapan lahar dingin.

Penulis: Muhammad Nasrul |
HO/Tribun Medan
Petugas sedang mengoperasikan alat berat milik Dinas PUTR Kabupaten Karo, melakukan pengerjaan normalisasi jalur laharan di Desa Perbaji, Kecamatan Tiganderket. Pengerjaan normalisasi aliran sungai yang berhulu di Gunung Sinabung ini, untuk mencegah aliran sungai meluap karena banyaknya material sisa erupsi. 

TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Karo melakukan normalisasi jalur laharan demi mengantisipasi terjadinya luapan lahar dingin, yang membahayakan bagi masyarakat di sekitar aliran sungai.

Diketahui saat ini memasuki musim penghujan dan rawan akan bencana banjir. Dan di Kabupaten Karo potensi meluapnya lahar dingin besar kemungkinan terjadi.

Bencana banjir lahar dingin ini terjadi saat curah hujan di sekitar Gunung Sinabung mengalami intensitas yang tinggi.

Baca juga: Atasi Banjir, Pemko Medan Berencana Bangun Kolam Retensi di Johor Mulai Tahun 2023, Warga: Kelamaan 

Sehingga, air sungai yang berhulu di kaki Gunung Sinabung meluap dan membawa material sisa erupsi seperti pasir dan bebatuan.

"Kemarin kita mendapatkan permohonan dari masyarakat, karena biasa saat curah hujan tinggi lahar dingin meluap. Jadi agar aliran laharan tidak kembali meluap, kita sudah lakukan normalisasi," ujar Kepala Dinas PUTR Kabupaten Karo Edward Sinulingga, Kamis (10/11/2022).

Dijelaskan Edward, untuk melakukan normalisasi, pihaknya mengerahkan dua unit alat berat.

Lokasi yang menjadi fokus utama normalisasi jalur air, dilakukan di dua desa yaitu Desa Perbaji dan Desa Suka Tendel, Kecamatan Tiganderket.

Di mana, kedua desa ini memang menjadi titik yang biasanya menjadi daerah yang diterjang luapan lahar dingin paling parah.

Untuk itu, kedua desa ini menjadi prioritas dilakukan pembersihan material sisa erupsi yang sudah membuat sungai Lau Bekerah tersebut menjadi dangkal.

"Iya di sana memang materialnya cukup parah, aliran sungainya sudah dangkal dan ditutupi bebatuan. Dengan normalisasi ini diharapkan nanti jika debit air dari hulu cukup banyak, bisa tetap mengalir karena sudah tidak ada lagi material yang menghalangi jembatan," ucapnya.

Baca juga: Proyek Drainase Pemko Medan di Jalan STM Ujung Tak Kunjung Usai, Warga Geram dan Ancam Demo 

Sebelumnya, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo juga sudah mengingatkan kepada masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana di musim penghujan.

Selain longsor, banjir menjadi salah satu hal yang wajib diwaspadai karena hujan dapat membuat aliran sungai yang berhulu di Gunung Sinabung menjadi meningkat.

(mns/tribun-medan.com)

 

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved