Pengungsi Afghanistan

Minta Perhatian Edy Rahmayadi, Pengungsi Afghanistan Ancam Menginap di Kantor Gubernur

Pengungsi Afghanistan minta perhatian Edy Rahmayadi. Ancam menginap di kantor Gubernur Sumut

Editor: Array A Argus
HO
Pengungsi Afganistan melakukan unjuk rasa dan melakukan aksi menginap dengan memasang kemah di depan kantor Gubernur Sumatera Utara, Jalan Pangeran Diponegoro, Selasa (3/11/2022). 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Puluhan pengungsi Afganistan berunjuk rasa dan melakukan aksi menginap dengan memasang tenda di depan kantor Gubernur Sumatera Utara, Jalan Pangeran Diponegoro, Selasa (3/11/2022).

Para pengungsi Afghanistan ini mengaku ingin mendapatkan perhatian Gubernur Edy Rahmayadi, yang belakangan tidak pernah merespon aksi mereka di depan kantor gubernur beberapa kali.

Koordinator aksi, Mohammad Juma mengatakan, bahwa aksi menginap dengan berkemah di kantor Gubernur ini dilakukan sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

Baca juga: Pengungsi Afghanistan Demo di Depan Kantor Gubernur, Minta Bantuan Dikirim ke Negara Ketiga

Juma mengaku pihaknya sangat berharap aksi ini mempertemukan mereka dengan Gubernur.

"Kami bertujuan hanya ingin berjumpa dengan Gubernur, karena kami bukan lagi pertama sekali datang kesini, di mana kami sudah 3 kali datang kesini dan kami juga sudah mengantar surat namun sayangnya mereka tidak memperhatikan, tidak ada jawaban dan tidak ada yang mau angkat telepon kamk," ujar Juma.

Dikatakannya, komunitas Pengungsi Afganistan sudah mengambil keputusan untuk menginap di depan kantor Gubernur dengan harapan bisa menyampaikan keluhan tentang nasib para pengungsi di Kota Medan.

Puluhan pengungsi asal afghanistan melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumatera Utara, Jalan Pangeran Diponegoro, Medan, Selasa (6/9/2022).
Puluhan pengungsi asal afghanistan melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumatera Utara, Jalan Pangeran Diponegoro, Medan, Selasa (6/9/2022). (TRIBUN MEDAN/RECHTIN HANI RITONGA)

Menurut Juma, para pengungsi berada di bawah naungan dua organisasi Internasional dari Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nation High Commissioner for Refugees (UNHCR) tetapi kantor perwakilan UNHCR ini sudah dipindah tempatnya ke tempat yang tidak mereka ketahui.

Saat ini, kata dia, pengungsi hanya ingin mengetahui apakah pemerintah masih bertanggung jawab kepada pengungsi.

"Jika masih mau tolong datang dan dengarkan kekhawatiran kami," ujarnya.

Diketahui perjuangan pencari suaka dari pengungsi afganistan ini sudah kesekian kalinya.

Baca juga: SETELAH Bantuan Mengalir Pasca Gempa, Pemimpin Taliban Minta Dunia Jangan Ikut Campur di Afghanistan

Mereka mengaku sudah sempat mendapat respons dari DPRD Sumatera Utara.

Juma mengatakan saat itu DPRD Sumut sudah menampung aspirasi pengungsi dan berjanji akan mengajukan aspirasi tersebut kepada DPR-RI di Jakarta.

"Permintaan pengungsi juga hanya sederhana sesuai dengan apa yang telah disepakati dan ditandatangani pada konvensi PBB 1951 di mana ada 4 Negara yang bertanggung-jawab terhadap pengungsi yaitu; Amerika, Kanada, Selandia Baru dan Australia," kata Juma.

Baca juga: Pemimpin Taliban Minta Dunia Jangan Ikut Campur di Afghanistan, Tapi Minta Tolong soal Bantuan. . .

Sementara terkait negara tujuan pengungsi selanjutnya, Mohammad Juma mengatakan mereka tidak bisa menentukan pilihan ke Negara mana saja. 

Ia mengaku pengungsi Afganistan hanya dapat pasrah dan mengikuti saja kemanapun nantinya mereka dipindahkan sesuai dengan Konvensi tersebut.

"Kami bilang seharusnya Gubernur bisa mengambil sikap dengan mengedepankan rasa secara kemanusian untuk bisa saling membantu," pungkasnya. (cr14/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved