Kreasi Pewarta Anak Bangsa 2022
Bermodal Tekad dan Usaha, Bangkit dari Keterpurukan Berkat Gojek
Julianti, pelaku UMKM yang satu ini sempat terpuruk di saat pandemi Covid-19. Berkat Gojek, Julianti mampu bangkit kembali membangun usahanya
Penulis: Array A Argus |
TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- “Siapa yang bersungguh-sungguh berusaha, pasti dia akan berhasil,” begitulah kalimat yang terlontar dari Julianti.
Perempuan berusia 34 tahun ini sempat mengalami masa-masa sulit ketika pandemi Covid-19 melanda.
Sejumlah usaha offline miliknya tutup, karena tak mampu membayar uang sewa lapak akibat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diterapkan pemerintah.
“Di saat usaha batagor dan burger saya tutup, saya harus menjalani operasi lengan kanan pascatabrakan,” kata Juli memulai cerita, Sabtu (17/9/2022) siang.
Anak ketiga dari lima bersaudara ini bilang, di tengah keterpurukannya itu, ia sempat kelimpungan mencari cara untuk memulai kembali usahanya.
Dengan kondisi fisik yang terbatas setelah operasi, Juli bingung harus mencari uang kemana lagi untuk modal usaha.
“Karena tidak bisa kemana-mana setelah operasi, saya sempat membuka usaha makanan rumahan,” kata Juli.
Saat itu, Juli mencoba menjual nasi goreng dan mi goreng.
Ia juga menjual bakso di rumahnya.
Namun, untuk mengembangkan usahanya itu agar dikenal masyarakat luas, Juli lantas memberanikan diri mendaftar ke satu aplikasi penyedia jasa makanan.
Sayangnya, usaha Juli ditolak mentah-mentah, karena banyaknya persyaratan yang harus ia penuhi.
“Saya sebelumnya sudah pernah mendaftar di aplikasi penyedia jasa makanan yang sama, jadi mereka minta email lama yang pernah dikirim. Sementara email itu sudah hilang di HP saya,” kata warga Jalan Danau Jempang No 73 B, Kelurahan Sei Agul, Kecamatan Medan Barat ini.
Tak mau berputus asa, Juli kemudian mendaftarkan diri ke aplikasi Gojek. Dari sinilah secercah harapan muncul.
Ternyata nomor milik Juli masih terdaftar di aplikasi Gojek.
“Sebelum membuka usaha offline, saya juga pernah mendaftar di Gojek. Tapi waktu itu nama outlenya tidak seperti yang sekarang ini,” ungkap Juli.
Karena namanya sudah terdaftar, Juli kemudian mengganti nama outlet lamanya.
Dalam hitungan detik, nama outlet lama milik Juli berubah.
Ia kemudian menggunakan nama outlet Bakso Le, sebelum akhirnya memantapkan nama baru menjadi Takoyaki Haha.
“Kenapa saya pakai nama Takoyaki Haha, karena sekarang saya menjual takoyaki di sekolahan,” terang Juli.
Berkat usaha dan kerja kerasnya itu, Juli sekarang membuka lapak di depan Sekolah Methodist 5 Medan, di Jalan Karya Rakyat, Kelurahan Sei Agul, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan.
Meski lapaknya cuma berukuran 2x2 meter, tapi Juli bisa menghasilkan uang dari usahanya yang sekarang.
Selain bisa menjual takoyaki secara offline kepada siswa sekolah, Juli juga melayani pesanan lewat aplikasi GoFood.
“Alhamdulillah, begitu gabung di Gojek, pesanan selalu ada. Paling tidak saya bisa mendapatkan Rp 30 ribu atau Rp 100 ribu dari Gojek perharinya,” ungkap Juli.
Karena aplikasi Gojek/GoFood ini pula, Juli benar-benar merasa terbantu di kala pandemi melanda.
Meski kala itu para siswa diliburkan, tapi Juli masih bisa berjualan secara daring dibantu aplikasi Gojek.
Apa yang dirasakan Juli turut diamini oleh Ahmad Zaki (20), pengusaha kuliner Ayam Bakar Si Teuku.
Zaki yang baru bergabung dengan Gojek/GoFood satu tahun belakangan merasakan banyak manfaat setelah produknya dipasarkan via online.
Katanya, ekosistem digital Gojek sangat membantu dirinya memperoleh rezeki yang halal.
Begitu produknya masuk dalam etalase GOFood, perhari ada saja orderan yang ia terima.
Bahkan, Zaki mengaku bisa memperoleh keuntungan hingga Rp 400 ribu per hari.
“Kalau usaha offline ini kan kadang sepi bang. Tapi setelah saya bergabung dengan Gojek, tiap hari ada saja orderan yang masuk,” ungkap warga Jalan Sutomo, Medan ini.
Pernah satu ketika, Zaki mendapat pesanan hingga 10 porsi.
Tak pelak, pesanan ini pun membuat usahanya semakin berkembang.
Banyak yang mulai mengenal Ayam Bakar Si Teuku milik Zaki.
“Setelah dipasarkan secara online di Gojek, ya, banyak yang tahu jadinya,” kata Zaki.
Ia pun bersyukur, bisa lekas bergabung dengan Gojek.
Terlebih di saat situasi pandemi kemarin.
Tidak Perlu Lagi Berebut Lahan
Sejak menggunakan aplikasi Gojek, Juli tidak perlu lagi memikirkan untuk mencari lapak baru.
Dia juga tidak perlu berebut lahan dengan orang lain untuk menjajakan dagangannya.
Sebelum menggunakan aplikasi Gojek, Juli kerap berpindah-pindah tempat untuk membuka usaha makanannya ini.
Selain harus berpindah tempat, Juli juga harus merogoh kocek yang dalam, untuk sekadar menyewa tempat berjualan.
“Dengan menggunakan aplikasi Gojek ini, saya pun tidak perlu repot berebut lahan dengan orang lain. Saya tinggal menunggu orderan masuk dari Gojek,” kata Juli.
Ia menerangkan, keunggulan lain aplikasi Gojek adalah kemudahan dalam bertransaksi.
Juli memberi contoh, selama ini sejumlah siswa sekolah yang biasa jajan ke warungnya cukup menggunakan aplikasi GoPay saja.
Sekali klik, transaksi langsung berhasil. Anak-anak yang mendapatkan saldo rupiah dari game online atau membaca novel secara online, bisa membelanjakan saldonya hanya menggunakan GoPay atau aplikasi Dana.
“Anak-anak sekolah ini kan sering main game online atau baca novel. Nah, mereka kan dapat saldo. Karena tidak membawa uang kontan, jadi kalau mau beli takoyaki tinggal scan saja di aplikasi (QRIS),” ungkap Juli.
Menurutnya, aplikasi transaksi digital yang disediakan Gojek sangat membantu pelaku usaha kecil seperti dirinya.
Selain itu, cara bertransaksi lewat digital jauh lebih aman, terlebih di saat pandemi.
“Kemudahan lain yang saya rasakan adalah pemberian waktu dalam menyediakan makanan,” kata Juli.
Gojek, lanjut Juli, memberikan waktu 30 menit bagi pelaku usaha untuk menyiapkan orderan yang dipesan pelanggan.
Tidak seperti aplikasi lain. Kata Juli, para driver aplikasi lain sering kali mendesaknya untuk mempercepat proses memasak.
Padahal, kata dia, untuk menyiapkan satu menu makanan itu tidak instan begitu saja.
Butuh waktu agar makanan yang disajikan juga berkualitas.
“Kalau aplikasi lain, drivernya itu sering menerima orderan tambahan sebelum dia menyelesaikan orderan pertama. Misalnya dia mau ambil orderan di tempat saya, tapi dia ambil lagi orderan di tempat lain,” kata Juli.
Sehingga, lanjut Juli, belum lagi makanan siap dimasak dan dikemas, para driver aplikasi lain itu minta dirinya buru-buru menyiapkan pesanan.
Karena mereka ingin mengambil orderan lain.
“Aplikasi Gojek tidak begitu. Drivernya itu tunggu kami selesai memasak dan mengemas makanan, baru dia pickup dan antar ke pemesan. Jadi kami sebagai pelaku usaha juga tidak tergesa-gesa dalam menyelesaikan orderan,” katanya.
Bagi Juli, kehadiran Gojek sangat membantu kehidupannya.
Ia pun bisa bertahan hingga saat ini berkat keunggulan dan kemudahan aplikasi Gojek.
Senada disampaikan Zaki. Pengusaha Ayam Bakar Si Teuku ini mengatakan dirinya justru mendapat pendampingan usaha dari Gojek.
Pihak Gojek senantiasa memberikan pendampingan, terkhusus menyangkut bagaimana pelaku UMKM bisa terus mempromosikan usahanya.
“Waktu itu ada juga yang datang ke tempat usaha saya. Pihak Gojek mengajari saya bagaimana caranya membuat promosi, agar produk yang kita tawarkan bisa dikenal masyarakat,” tutur Zaki.
Ia pun mengatakan, pihak Gojek juga sering memberikan promo yang menguntungkan pelaku usaha kecil seperti dirinya.
Program Promosi Gojek di Masa Pandemi
Co-CEO Gojek, Kevin Aluwi dan Andre Soelistyo mengatakan, guna memastikan keberlangsungan bisnis UMKM, Gojek melakukan berbagai program promosi untuk memaksimalkan pendapatan pelaku UMKM.
Adapun langkah yang diambil, diantaranya dengan meringankan beban biaya operasional melalui bantuan bahan pokok dan paket sanitasi keamanan makanan di gerai, serta menjaga volume transaksi dengan inovasi baru.
Satu diantara inovasi baru itu melalui gerakan dukung produk lokal #BanggaBuatanIndonesia.
“Terkait inisiatif Gojek lainnya, pada beberapa prinsip kaidah eksekusi kami. Adapun kaidah itu yakni inklusivitas, pemetaan penerimaan berbasis data, dan program dirancang berdasarkan pendekatan ekonomi sirkular,” terang Aluwi.
Ia mengatakan, untuk inklusivitas ini, pihaknya akan benar-benar memastikan, bahwa bantuan tepat guna dan menyasar kelompok yang terkadang terlupakan-- seperti perempuan pekerja harian yang termarjinalkan, dan kelompok pekerja harian yang menyandang disabilitas.
“Gojek bekerjasama dengan sejumlah LSM dalam penyaluran bantuan. Kami juga melibatkan GoTroops (sebutan untuk karyawan Gojek) di setiap kota dalam melaksanakan kegiatan penggalangan dana,” kata Aluwi.
Kemudian untuk pemetaan penerimaan berbasis data, Gojek mengadakan survei untuk mengerti kebutuhan para mitra dan UMKM. Sehingga bantuan dapat berguna dalam keberlangsungan hidup mereka.
Terakhir, menyangkut program yang dirancang berdasarkan pendekatan ekonomi sirkular, Aluwi mengatakan, bahwa program ini bertujuan untuk membangkitkan roda ekonimi mitra driver dan UMKM.
“Misalnya, dalam program distribusi voucer makanan hemat dan sehat, kami menyalurkan voucer kepada mitra driver yang dibeli dari mitra UMKM GoFood yang kebanyakan adalah warung dan warteg,” tutur Aluwi.
Senada disampaikan Head Of Corporate Affairs Gojek Sumatera, Aji Wihardandi.
Katanya, dalam mendukung pelaku usaha kecil kuliner, Gojek turut mengadakan Hari Kuliner Nasional (Harkulnas) yang diikuti 55.000 mitra GoFood di sejumlah kota besar Indonesia.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemasukan pelaku usaha kuliner, sekaligus meningkatkan pemasukan driver dari pengantaran makanan.
“Kami juga meluncurkan fitur Payment Link, yang membantu pelaku bisnis tradisional untuk dapat berjualan online dalam 1×24 jam tanpa harus membangun website terlebih dahulu. Fitur ini juga memudahkan konsumen membayar online dengan berbagai metode pembayaran,” katanya.
Tidak sampai disitu, Gojek melalui GoFood membagikan voucer potongan harga belanja bahan pokok di GoFresh senilai masing-masing Rp80.000 ke ribuan mitra merchant untuk ringankan operasional UMKM.
“Untuk terus memperkuat protokol keamanan dan kebersihan makanan, GoFood membekali 50.000 outlet mitra UMKM dengan masker serta ribuan paket sanitasi dan keamanan makanan yang berisi hand sanitizer, sabun antiseptik, kantong belanja GoFood, dan segel pengaman (selotip dan kabel pengerat kemasan),” terang Aji.
Tidak berhenti sampai disitu saja, lanjut Aji, Gojek bersama dengan TADA dan Moka berpartisipasi dalam gerakan #supportlocalbrandsID, yang melibatkan ratusan merek lokal makanan, minuman, fesyen, produk kecantikan, kesehatan, dan gaya hidup di aplikasi Gojek.
“Pengguna dapat mendukung keberlangsungan bisnis lokal dengan membeli voucer yang dapat digunakan ketika masa pandemi berakhir. Gerakan Nasional #BanggaBuatanIndonesia dimulai oleh Pemerintah Indonesia dan didukung Gojek, guna menghubungkan jutaan UMKM Indonesia ke platform online. Melalui #BanggaBuatanIndonesia, Gojek mempromosikan ratusan ribu UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia, agar mereka bisa bertahan di masa darurat pandemi ini,” pungkas Aji.(ray/tribun-medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Julianti-dibantu-Gojek-bangkitkan-usaha.jpg)