Tragedi Arema Vs Persebaya
KESAKSIAN ABEL CAMARA: Kami Menampung Korban Gas Air Mata di Ruang Ganti, 8 Orang Akhirnya Meninggal
Striker Arema Malang buka suara terkait tragedi sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022).
TRIBUN-MEDAN.COM - Striker Arema Malang buka suara terkait tragedi sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022).
Abel menceritakan, setelah pertandingan usai kondisi di dalam Stadion Kanjuruhan tidak kondusif.
Dilansir dari News Arema, para penonton merangsek masuk ke dalam lapangan lantaran kesal Arema kalah.
Suporter yang ramai membuat aparat keamanan panik dan melakukan pemukulan kepada suporter hingga berujung menembakkan gas air mata.
Melihat penonton yang panik dan sesak akibat serangan gas air mata, para pemain Arema lalu berinisiatif untuk memberikan pertolongan.
Para pemain Arema lalu dengan cepat membawa masuk suporter yang terkena gas air mata ke ruang ganti.
"Kami menampung orang-orang di dalam ruang ganti yang terkena gas air mata dan meninggal tepat di depan kami," kata Abel.
"Kami memiliki sekitar tujuh atau delapan orang yang akhirnya meninggal di ruang ganti," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, insiden Arema vs Persebaya bermula saat laga Singo Edan kalah 2-3 oleh Bajol Ijo.
Kekalahan ini memicu Aremania masuk ke dalam lapangan untuk mengejar pemain dan ofisial Arema FC.
Polisi sempat mengimbau Aremania untuk kembali ke tribun.
Tapi, massa semakin anarkis sehingga menyebabkan dua polisi meninggal.
Kemudian polisi menembakkan gas air mata ke arah massa.
Mayoritas Aremania yang meninggal di rumah sakit karena kondisinya memburuk setelah kerusuhan terjadi.
Mayoritas korban mengalami sesak napas dan terinjak-injak karena panik akibat tembakan gas air mata.