Viral Medsos

IBU Guru LI (41) Mengundurkan Diri Usai Video Mesumnya Disebarkan Pak Guru KA (51), Motifnya Cemburu

Berdasarkan hasil penyidikan Satreskrim Polres Ciamis, video mesum dibuat tersangka dan korban di sebuah kamar hotel di daerah Majenang

Editor: AbdiTumanggor
Tangkapan layar video
Video syur di media sosial 

“Menurut keterangan istrinya, KA pergi meninggalkan rumah tanpa pamit. Tidak membawa apa-apa. Pihak keluarga juga kehilangan kontak dengannya,” kata Sekretaris Dinas Pendidikan Ciamis, Endang Kuswana, Kamis (28/7/2022) lalu.

Sementara LI memenuhi panggilan dinas terkait dan diperiksa oleh penyidik kepolisian. Saat datang ke Dinas Pendidikan, LI didampingi suami dan kepala sekolah tempatnya mengajar.

Menurut Endang, LI mengakui kejadian yang ada di video tersebut. Menurutnya video tersebut terjadi sekitar 5 tahun lalu. Namun selama ini ia tidak memiliki video maupun foto vulgar tersebut.

“Itu kejadian lima tahun lalu. Tapi di-upload-nya Selasa, 12 Juli lalu pukul 00.39 dini hari, melalui grup WA PGRI oleh KA. Apa maksud dan tujuannya meng-upload itu, kami tidak tahu,” ujar Endang.

Video syur di media sosial
Video syur di media sosial

 

Sempat ditolak oleh wali murid, LI pilih mundur jadi guru

Buntut beredarnya video mesum dirinya dan KA viral, LI pun merasa berat datang ke sekolah untuk mengajar. 

Kendati demikian LI tidak disarankan cuti karena tak ada dasarnya.

Endang Kuswana hanya menyarankan LI ke dokter jika merasa tak enak badan.

“Kami tidak menyarankan dia cuti karena tidak ada dasarnya.Kalau dia sakit, saya perintahkan dia diperiksa ke dokter,” ujar Endang.

Namun hingga Rabu (27/7/2022), baik LI dan KA tidak datang ke sekolah tempatnya mengajar.

Banyak wali murid menolak kehadiran kembali KA dan LI di sekolah tempat mereka mengajar.

“Ada sejumlah orang tua menolak keberadaan keduanya. Mereka kebaratan kalau kedua oknum guru tersebut tetap mengajar,” terang Kepala Desa setempat, Rahman Wabil Rabu (27/7/2022).

Namun, wali murid bersedia menerima KA dan LI kembali setelah menjalani proses mediasi yang melibatkan pemerintahan desa.

“Setelah dimediasi, sekarang tidak terjadi lagi penolakan dari orang tua murid. Pertimbangannya karena sekolah tersebut kekurangan guru dan tidak ada yang menggantikannya," kata dia.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved