Kasus Pembunuhan Brigadir J
Kata Penasihat Ahli Kapolri: Jika Ferdy Sambo Divonis Bebas, Institusi Kepolisian Terancam Dibubarin
Penasihat Kapolri: Kalau Sampai Ferdy Sambo Divonis Bebas, Institusi Kepolisian Bisa Dibubarkan.
TRIBUN-MEDAN.COM - Sosok Muradi yang juga penasehat Kapolri, baru-baru ini melontarkan pernyataan yang mengejutkan.
Pernyataan Muradi itu masih terkait dengan kasus kematian tragis Brigadir J yang menyeret nama mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi.
Seperti diketahui, selain Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, kasus kematian brigadir J menyeret banyak nama.
Bahkan diduga Ferdy Sambo jadi otak yang mendalangi peristiwa itu.
Karena itu, Penasehat Ahli Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Muradi, mengungkapkan ancaman jika tersangka Ferdy Sambo divonis bebas dalam persidangan kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Menurut Muradi, ancaman tersebut bukan tidak mungkin bisa jadi institusi Polri dibubarkan.
Hal ini bisa terjadi karena masyarakat menilai sudah tidak ada lagi keadilan yang didapat.
Baca juga: Dibanjiri Hujatan dari Warganet, Jeje Slebew Sedih, Curhat Soal Ini, Ada Apa?
Pendapat mengejutkan Muradi sebagai Penasihat Ahli Kapolri soal Polisi Terancam Dibubarkan jika Ferdy Sambo Divonis Bebas bukan tanpa alasan.
Muradi mencontohkan peristiwa pembubaran institusi kepolisian pernah terjadi di Guatemala saat para petinggi polisi tak bisa lagi dipercaya.
"Kalau sampai akhirnya bebas secara hukum, orang rasa keadilannya tercerabut, saya kira (akan menjadi) seperti di Guatemala," kata Muradi dalam acara Back to BDM di Kompas.id, Kamis (15/9/2022).
Muradi menceritakan peristiwa yang terjadi di Guatemala, bahwa institusi kepolisian terpaksa dibubarkan, kemudian dibentuk kesatuan baru.
Semua personel polisi dari tingkat kolonel atau komisaris besar diberhentikan.
Setelah itu, pemerintah Guatemala membuat pimpinan baru yang dianggap bersih dan bisa dipercaya.
"Di sana polisinya dibubarkan kemudian akhirnya dibuat kesatuan baru," kata Muradi.
"Semua kolonel ke atas diberhentikan dan diangkat pimpinan baru dan kemudian jadi isu menarik, karena pada akhirnya memotong dua generasi itu menjadi keniscayaan."
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/bripka-rr-kaget-tribunmedan.jpg)