Berita Sumut
Guru Ngaji Masih Trauma, Pelaku Penganiayaan Belum Ditangkap, Puluhan Muridnya Kini Berhenti Belajar
Seorang guru ngaji, Sabaruddin (60) masih trauma atas penganiayaan yang ia terima.
Penulis: Muhammad Anil Rasyid |
TRIBUN-MEDAN.com, LANGKAT - Seorang guru ngaji, Sabaruddin (60) masih trauma atas penganiayaan yang ia terima.
Akibatnya, pria yang tinggal di Dusun VI Kurnia, Desa Pantai Gemi, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, Sumut itu pun terpaksa berhenti mengajar anak muridnya untuk mengaji.
Sabaruddin hingga saat ini belum berani pulang ke rumahnya. Ia mengaku jika pelaku yang sudah ia laporkan ke Polsek Stabat sampai sekarang belum ditangkap.
Baca juga: Gara-gara Jalan Tol Jokowi, Seorang Guru Ngaji Kena Hajar hingga Babak Belur di Kantor Desa
Sedangkan itu, saat ini Sabaruddin sendiri masih masih mengungsi ke salah satu klinik di Kota Stabat.
Hal ini juga disampaikan Bustami (57) salah seorang tetangga saat menjenguk Sabaruddin di klinik.
"Puluhan murid ngaji sekarang gak bisa belajar. Gurunya masih di sini, ngungsi karena masih trauma," ujar Bustami, Selasa (30/8/2022).
Lanjut Bustami, ia berharap agar pelaku penganiayaan segera ditangkap.
"Saat ini ya, murid ngaji Pak Ucok (Sabaruddin) berhenti belajar membaca Al-Quran. Dan murid-murid berharap, agar pelaku penganiaya dapat segera ditangkap dan ditahan," ujar Bustami.
Di kesempatan yang sama, Sabaruddin menerangkan, puluhan murid ngajinya terdiri dari beragam usia.
Mulai anak-anak hingga orang dewasa belajar mengenal dan membaca Al-Qur’an padanya. Bahkan ia menjamin, dalam sebulan murid-muridnya sudah bisa membaca Al-Quran.
"Kemarin ada yang datang jumpai saya di sini untuk berdamai, tapi saya gak mau. Seenaknya aja mereka menganiaya saya terus minta damai. Ini masalah harga diri. Saya bukan orang jahat. Sekarang, murid ngaji saya berhenti belajar. Mereka minta pelaku segera ditangkap," ujar Sabaruddin.
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Langkat, Iptu Luis Beltran mengatakan, laporan korban atasnama Sabaruddin sudah ditahap pemeriksaan saksi.
"Ini di Polsek Stabat penanganannya, masih diperiksa sebagai saksi. Dan juga sudah di mediasi akan tetapi belum ada kata sepakat. Jadi menunggu dulu kamis atau Jumat ini nanti bagaimana hasilnya jadi berdamai atau tidak," ujar Luis.
Diberitakan sebelumnya, Sabaruddin menjadi korban penganiayaan saat hendak mendatangi kantor desa.
Hal ini ia ceritakan saat wartawan Tribun Medan menjumpai Sabaruddin di salah satu klinik di Stabat, Kabupaten Langkat.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Sabaruddin-warga-Dusun-VI-Kurnia.jpg)