Petani Kopi

Musim Hujan Bawa Berkah Bagi Petani Kopi di Kabupaten Karo

Musim hujan menjadi berkah bagi para petani kopi di Kabupaten Karo. Berharap bisa dapat panen melimpah

Ist
Pengusaha Kopi, Salimin Djohan Wang, berkunjung ke perkebunan kopi di Sidikalang. 

TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN - Kondisi cuaca yang tengah memasuki musim penghujan seperti sekarang ini diharap membawa berkah bagi petani kopi di Kabupaten Karo.

Seiring dengan datangnya musim hujan, para petani kopi di Kabupaten Karo berharap bisa mendapatkan panen yang melimpah.

Dengan situasi musim hujan seperti sekarang ini, dinilai dapat mempercepat proses masaknya buah kopi.  

"Cuaca sangat berpengaruh sekali bagi kami petani kopi. Apabila intensitas hujannya sedang dan stabil, hasil dari kebun bisa banyak," kata Ariani Sinulingga, satu diantara petani kopi di Kabupaten Karo, Selasa (23/8/2022).

Baca juga: Kopi Arabika Sipirok Masuk Kategori Kopi Terbaik Se Nusantara, Akan Ikut Lelang di Jogya

Namun, lanjut Ariani, jika musim hujan yang datang ini intensitasnya lebat dan deras, bisa-bisa kopi petani rusak. 

"Bisa gagal panen," katanya.

Sejak musim hujan belakangan ini, Ariani mengaku sudah melakukan panen kopi, dan mendapatkan hasil tiga sampai lima karung kopi

Ia menjelaskan, masa tanam kopi mulai dari proses keluarnya bunga hingga pemetikan membutuhkan waktu antara 9 sampai 10 bulan.

Jika selama masa tersebut cuaca tidak mendukung, maka produksi akan merosot.

Baca juga: Kedai Kopi Subur, Kuliner Siantar yang Sudah Ada Sejak Jaman Kolonial, Kini Dikelola Generasi Ketiga

Ia berharap intensitas hujan tetap dalam kondisi sedang, sehingga selama masa tanam hingga panen mendatang kualitas kopi bisa terjaga.

Seperti diberitakan sebelumnya, akibat cuaca yang tidak stabil beberapa waktu lalu sempat membuat dampak yang besar bagi penurunan stok dan produksi kopi di Sumatera Utara secara signifikan.

Ketua Dewan Kopi Indonesia Perwakilan Sumatera Utara, Ujiana menyampaikan pihaknya mendapatkan berbagai keluhan dan masalah dari beberapa daerah di Sumut seperti Samosir, Dairi dan Pakpak Barat.

Baca juga: Ini 3 Kedai Kopi yang Wajib Dikunjungi, Kuliner Siantar yang Melegenda Sejak Jaman Penjajahan

Ia menyampaikan berbagai masalah lainnya juga datang dari petani kopi asal Dairi, Ujiana menceritakan beberapa waktu lalu para petani Dairi sangat butuh treatment pohon kopinya untuk mengatasi jamur.

Hal itu agar kopi tersebut bisa berbunga dan otomatis akan menghasilkan buah yang berkualitas.

"Lalu ada keluhan dari Pakpak Barat, petaninya mengeluhkan daun kopinya menguning , dan masih banyak keluhan dari daerah penghasil kopi lainnya, " ujarnya.

Namun dengan curah hujan yang baik, dirinya optimis para petani kopi di Sumut akan menghasilkan komoditas kopi yang meningkat terlebih memasuki bulan September nantinya. (cr9/Tribun-Medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved