Misteri Motif Pembunuhan Brigadir J, Bharada E Lihat Sambo Marah dan Putri Nangis Saat Susun Rencana

Rencana pembunuhan Brigadir J dibahas di rumah pribadi Ferdy Sambo di Jl Saguling sesaat sebelum peristiwa penembakan.

Editor: Juang Naibaho
Ho/ Tribun-Medan.com
Istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi resmi ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan berencana terkait kematian Brigadir J. 

Sejauh ini, kepolisian menyebut Bharada E yang menembak atas perintah atasan. Namun, belakangan muncul rumor lain bahwa Ferdy Sambo ikut menembak Brigadir J dua kali.

Lantas apa yang membuat Ferdy Sambo sampai kehilangan akal hingga membunuh Brigadir J? Kenapa pula Putri Candrawathi terlibat dalam pembunuhan berencana ini?

Sampai saat ini motif pembunuhan Brigadir J masih menjadi teka-teki. Pengakuan Ferdy Sambo yang disampaikan kuasa hukum, kepolisian dan Komnas HAM, pembunuhan ini menyangkut harkat dan martabat keluarganya.

Kepolisian mengatakan, motif akan dibuka di pengadilan. Hal ini untuk menjaga perasaan kedua belah pihak, bagi keluarga Ferdy sambo maupun Brigadir J.

Komnas HAM menyebut, pembicaraan Ferdy Sambo dengan Putri di rumah pribadi Saguling, sepulangnya dari Magelang, sangat memengaruhi peristiwa pembunuhan ini.

Catatan Tribunmedan.com, pada 6 Agustus, Ferdy Sambo dan Putri merayakan ulang tahun perkawinan. Turut hadir para ajudan, antara lain Bharada E, Brigadir J dan Bripka Ricky Rizal (RR). Acara berlangsung hingga tengah malam. Kemudian Brigadir J tidur sekamar dengan Bharada E.

Tanggal 7 Juli, Ferdy Sambo pulang ke Jakarta naik pesawat. Sedangkan Putri bersama Brigadir J, Bharada E, Bripka E, Kuwat Ma'ruf (sopir yang juga ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan), dan Susi (asisten rumah tangga) masih tinggal di Magelang.

Hari yang sama, seperti dikatakan mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara, terjadi sesuatu peristiwa di Magelang. Deolipa mengaku mendapat informasi ini dari Baharada E setelah ditetapkan sebagai tersangka.

Saat itu, Bharada E dan Bripka RR ditugaskan antar makanan untuk anak Ferdy Sambo di Sekolah Taruana. Di perjalanan, Bharada E mendapatkan telepon dari Putri Candrawathi.

Sambil menangis, Putri menanyakan keberadaan Bripka Ricky. Sontak, Bharada E menyerahkan ponsel itu ke Bripka Ricky. "Pusat kejadian bikin Sambo marah ketika di Magelang. Putri menangis saat telepon Richard (Bharada E) itu, "(sambil tanya) Ricky di mana tolong kemari". Richard kasih handphone ke Ricky, lalu mereka buru-buru pulang," ujar Deolipa pada acara Dua Sisi yang disiarkan di akun YouTube TVOne, Kamis (11/8/2022). 

Saat itu, Bharada E bingung. Ia tidak tahu apa isi pembicaraan Ricky dengan Putri Candrawathi. Ketika sampai di rumah, Bripka Ricky dan Bharada E bertemu dengan Kuwat Ma'ruf. Mereka berdua ingin naik ke atas untuk melihat kondisi Putri, namun hanya Bripka Ricky yang diizinkan. Sedangkan Bharada E yang disebut-sebut dekat dengan Brigadir J, dilarang menemui Putri.

"Pas saya interview Richard (Bharada E) bilang, "Saya gak tahu (apa yang terjadi sampai Putri menangis). Di bawah saya ketemu Yosua. Saya gak tahu persoalan apa. Tapi Kuwat marah-marah," kata Deolipa.

Informasi yang dihimpun, ada peristiwa yang melibatkan Putri dan Brigadir J. Konon, Kuwat Ma'ruf lah yang melaporkan kepada Ferdy Sambo dan menceritakan apa yang dia lihat tanggal 7 Juli tersebut.

Pada 8 Juli, Putri beserta rombongan pulang ke Jakarta. Rombongan ini menumpangi 3 mobil. Namun tidak seperti biasanya, Bripka RR menyuruh Brigadir J ikut satu mobil dengannya. Sementara, Putri Candrawathi, Bharada E, dan staf lainnya dalam satu mobil. Mobil lainnya adalah Patwal.

Versi Kamaruddin Simanjuntak

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved