Misteri Motif Pembunuhan Brigadir J, Bharada E Lihat Sambo Marah dan Putri Nangis Saat Susun Rencana
Rencana pembunuhan Brigadir J dibahas di rumah pribadi Ferdy Sambo di Jl Saguling sesaat sebelum peristiwa penembakan.
TRIBUN-MEDAN.com - Polri mulai membuat terang peran Putri Candrawathi, istri Irjen Ferdy Sambo, dalam kasus pembunuhan Brigadir J.
Penyidik Bareskrim telah menetapkan Putri Candrawathi sebagai tersangka dengan jeratan Pasal 340 subsider 338 jo 55 dan 56 KUHP tentang pembunuhan berencana. Sangkaan ini sama dengan suaminya, Ferdy Sambo.
Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi mengatakan, Putri terlibat perencanaan pembunuhan terhadap Brigadir J. Rekaman CCTV juga memperlihatkan bahwa Putri ada di sekitar TKP penembakan.
"PC ada di lokasi sejak di Saguling sampai dengan di Duren Tiga dan melakukan kegiatan-kegiatan yang menjadi bagian daripada perencanaan pembunuhan terhadap Brigadir Yosua," kata Brigjen Andi Rian di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (19/8/2022).
Rencana pembunuhan Brigadir J dibahas di rumah pribadi Ferdy Sambo di Jl Saguling sesaat sebelum peristiwa penembakan. Saat itu, Putri beserta rombongan baru saja tiba usai menempuh perjalanan dari Magelang.
Tersangka Richard Eliezer atau Bharada E melalui kuasa hukumnya, Ronny Tapaessy, mengungkapkan, ada pertemuan antara Ferdy Sambo dengan Putri dan Bripka Ricky Rizal (RR) di lantai 3 rumah pribadi Sambo.
Bharada E kemudian dipanggil oleh Bripka Ricky untuk masuk ke ruangan tersebut.
"Jadi memang ada proses waktu di lantai tiga, ketika klien saya dipanggil ke dalam suatu ruangan meeting, ruangan rapat, bahwa ternyata memang sudah ada Ibu PC ini membicarakan mengenai tentang almarhum Yosua," kata Ronny dalam wawancara dengan TV One, Jumat (20/8/2022).
Rapat berlangsung sangat singkat bagi Bharada E, karena memang dia dipanggil belakangan. Ia tidak ikut dalam perbincangan perencanaannya.
Di ruangan itu, Bharada E hanya menerima perintah eksekusi Brigadir J. Ronny menyebut kliennya tanpa motif dalam kasus pembunuhan ini.
"Jadi perlu saya sampaikan, klien saya tidak berbicara, tetapi klien saya melihat bahwa ibu PC itu ada di ruangan lantai 3. Jadi pertemuannya itu Ibu PC, Pak FS, kemudian saudara RR. Kemudian yang terakhir dipanggil adalah Bharada E ini. Yang panggil itu saudara RR," ujar Ronny.
Bharada E menerangkan suasana di ruangan kala itu kurang kondusif. Putri Candrawathi menangis, sedangkan Irjen Ferdy Sambo dalam keadaan marah.
"Klien saya menyampaikan bahwa waktu kejadian itu Ibu PC dalam keadaan menangis. Kemudian Bapak FS ini dalam keadaan marah. Nanti detailnya, ini kan nanti menjadi pembelaan di pengadilan," beber Ronny.
Usai pertemuan singkat itu, Putri dan rombongannya dari Magelang bertolak ke rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Duren Tiga. Ferdy Sambo belakangan meninggalkan rumah pribadi di Saguling.
Di rumah dinas yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah pribadi Ferdy Sambo itulah, terjadi peristiwa penembakan terhadap Brigadir J. Dalam kondisi berlutut, Brigadir J ditembak hingga tewas.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Putri-Candrawathi-Resmi-Tersangka-Pembunuhan-Rencana.jpg)