Harga Mie Instan

HARGA Mie Instan akan Naik 3 Kali Lipat, Ekonom Sumut: belum Tentu Dinaikkan Perusahaan Mie Instan

Harga gandum yang sempat berada di kisaran 780 US Dolar per bushel, meroket hingga mendekati 1.300 US Dolar per bushel hanya dalam waktu 2 bulan.

Istimewa
ilustrasi mie instan 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengumumkan harga mie instan akan naik hingga 3 kali lipat dalam waktu dekat.

Wacana harga mie instan naik tiga kali lipat ditengarai terjadi karena pasokan bahan baku mie instan yaitu gandum mulai berkurang.

Gunawan Benjamin Pengamat Ekonomi
Gunawan Benjamin Pengamat Ekonomi asal Sumut ()

Berdasarkan pantauan Tribun Medan, harga mie instan di sejumlah ritel modern telah mengalami sedikit lonjakan harga, yaitu dari harga sebelumnya Rp 2.600 per bungkus, kini dibanderol Rp 3.000 hingga Rp 3.200 per bungkus.

Baca juga: OLISA, Pemain Naturalisasi Kedua yang Resmi Teken Kontrak dengan PSDS Deliserdang

Menanggapi hal tersebut, Pengamat Ekonomi Sumatera Utara Gunawan Benjamin mengatakan bahwa, sejak operasi militer Rusia ke Ukraina, harga gandum memang mengalami kenaikan yang cukup signifikan mencapai hampir dua kali lipat.

"Harga gandum yang sempat berada di kisaran 780 US Dolar per bushel, meroket hingga mendekati 1.300 US Dolar per bushel hanya dalam kurun waktu sekitar dua bulan," ujarnya kepada Tribun Medan, Rabu (10/8/2022).

Dikatakannya, yang menjadi kekhawatiran adalah terjadinya kenaikan harga produk turunan dari gandum seperti mie instan, tepung, biskuit, roti dan sejumlah produk turunan lainnya.

Baca juga: TARIF Ojek Online Naik per 14 Agustus 2022, Begini Tanggapan Pengguna di Kota Medan

"Kalau untuk roti sendiri, harganya sudah mengalami kenaikan sekitar 15 persen di bulan juni lalu. Dan kalaupun ada rencana kenaikan harga produk mie instan yang mencapai 3 kali lipat, saya pikir masuk akal," ucapnya.

Menurutnya, pada dasarnya harga gandum pada saat ini sudah kembali ke posisi harga di bulan Februari yaitu berada di kisaran 788 US Dolar per bushel, sehingga rencana menaikkan harga mie instan sebesar 3 kali lipat tidak akan dilakukan jika menimbang fluktuasi pada harga gandum tersebut.

"Saya sangat yakin dengan fluktuasi pada harga gandum belakangan ini, perusahaan mie instan tidak akan lantas dengan mudah menaikkan harga, belum tentu juga akan dinaikkan oleh semua perusahaan mie instan," Imbuhnya.

Dia meyakini bahwa perusahaan akan mempertimbangkan fluktuasi pada harga gandum tersebut, tetapi jika menaikkan harga sampai 3 kali lipat, hal ini masih jauh dari kemungkinan.

"Tidak semudah itu menaikkan harga di tengah kodisi ekonomi yang serba sulit belakangan ini, ditambah lagi dengan produsen mie instan yang banyak, tidak mudah menaikkan harga jual jika yang lainnya justru tidak melakukan," Jelas Benyamin.

Masih dikatakannya, Memang ada beberapa perusahaan yang mendominasi pasar mie instan, Tetapi perusahaan tersebut tentunya juga mempertimbangkan elastisitas barang yang dijualnya.

Karena kenaikan harga 3 kali lipat itu bisa menggerus pasar yang dimilikinya.

"Selain itu harga gandum juga udah turun. Perusahaan akan pakai cara yang lain untuk mensiasati fluktuasi tersebut. Salah satunya bisa saja dengan melakukan transaksi berjangka untuk memenuhi kebutuhan gandum. Sehingga kebutuhan gandum tetap bisa dipenuhi dengan harga yang terukur meskipun terjadi kenaikan harga gandum kedepan," pungkasnya.

(cr10/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved