Kontroversi Tewasnya Brigadir Yosua
Ditemukan Masalah Besar Kasus Brigadir J, CCTV di TKP tak Berfungsi,Kerja Timsus Polri Dipertanyakan
Masalah baru dalam pengungkapan kasus tewasnya Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J, ternyata CCTV
Polri sendiri belakangan telah melakukan autopsi ulang. Autopsi itu digelar di Jambi pada Rabu (27/7/2022) dengan melibatkan Perhimpunan Kedokteran Forensik Indonesia.
Di samping itu, Brigadir J disebut-sebut sudah mendapat ancaman pembunuhan sejak Juni 2022. Terkahir, ancaman pembunuhan itu didapatnya pada Kamis (7/7/2022) atau sehari sebelum dirinya tewas.
Sosok pengancam membunuh Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J sebelum tewas sudah diidentifikasi.
Kamaruddin menyebut sosok pengancam itu merupakan satu di antara sejumlah ajudan Kadiv Propam Polri non-aktif Irjen Ferdy Sambo dalam foto bersama.
Dalam foto tersebut, memang ada Brigadir J hingga Bharada E. Namun, Kamaruddin berkeyakinan bukan Bharada E yang melakukan pengancaman pembunuhan tersebut.
"Orang yang mengancam ini saya sudah kantongi namanya. Kalau pernah lihat sejumlah foto yang mereka foto bersama itu salah satu yang mengancam itu ada dalam foto itu. Yang jelas bukan Bharada E," kata Kamaruddin saat dihubungi, Senin (25/7/2022).
Jokowi Perlu Ambil Sikap Tegas
Ketua Umum Barisan Relawan Nusantara, Adi Kurniawan, meminta Presiden Joko Widodo segera mengambil sikap tegas terkait tewasnya Brigadir J di kediaman Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo.
Menurut dia, sikap tegas Presiden Jokowi diperlukan untuk menurunkan tensi kecurigaan masyarakat terhadap institusi Polri.
"Karena bila tidak, hal ini akan berdampak pada mutu penegakan hukum di tanah air," kata dia, dalam keterangannya, pada Senin (1/8/2022).
Dia meyakini Presiden Jokowi mampu memberikan saran dan solusi terbaik.
"Agar Polri yang kita banggakan ini, kembali ke jalur idealnya," ujarnya.
Dia menyayangkan ekses atau konsekuensi yang ditimbulkan dari lambannya penanganan kasus.
Salah satunya yaitu memicu gelombang pertanyaan dan kecurigaan masyarakat terhadap institusi Polri.
"Kalau sudah begini, sorot mata masyarakat tidak lagi tertuju kasus tewasnya Brigadir Joshua, tapi kepada kredibilitas pimpinan lembaga Polri," tambahnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Ahmad-Taufan-Damaniik-Komnas-HAM.jpg)