Brigadir J Tewas Ditembak
MANTAN Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI Turut Angkat Bicara Kasus Penembakan Brigadir J
Setelah sepekan lebih persitiwa ini, atau tepatnya sudah 9 hari, Mantan Kepala Badan Intelejen Strategis TNI Laksamana Muda (Purn) Soleman Ponto
TRIBUN-MEDAN.COM - Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI Turut Angkat Suara Soal Kasus Penembakan Brigadir J.
Sebagaimana dalam pemberitaan, Brigadir Nopryansah Yoshua alias Brigadir J tewas ditembak di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, pada Jumat (8/7/2022) lalu.
Di mana dalam kasus ini disebutkan, polisi tembak polisi antara Brigadir J dengan Bharada E.
Setelah sepekan lebih persitiwa ini, atau tepatnya sudah 9 hari, Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis TNI Laksamana Muda (Purn) Soleman Ponto turut angkat suara.
Ia menilai ada sejumlah kejanggalan pada kasus penembakan Brigadir J atau polisi tembak polisi tersebut.
Soleman menilai kasus penembakan ini terkesan melebar dari kasus pembunuhan menjadi pelecehan seksual.
Padahal, sambung dia, kasus ini berawal dari tembak menembak antara anggota kepolisian.
“Yang nembak-menembak, polisi nembak polisi di rumah polisi, ditangkap oleh polisi yang mati CCTV. Tiba-tiba Kapolri polisi membentuk tim. Kompolnas masuk. Judulnya polisi semua,” kata Laksamana Muda (Purn) Soleman B Ponto d dalam acara Crosscheck by Medcom.id, dikutip dari TribunJabar, Minggu (17/7/2022).
“Ya jadi liar apa gara-gara ini-nya sendiri. Padahal kan kalau kita kembali lagi ke fakta itu hanya pembunuhan saja, titik. Kenapa jadi belok ke sana ke mari,” ujarnya menambahkan.
Atas melebarnya spekulasi ini, Soleman pun menduga ada sesuatu hal yang disembunyikan.
“Nah dari situ, lagi-lagu intelijen melihat, ada sesuatu yang disembunyikan,” ujarnya.
Padahal, sambung dia, jika kasus pembunuhan, cukup hanya melibatkan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.
Selain itu sejumlah fakta menunjukkan adanya hasil autopsi atas peristiwa penembakkan yang menwaskan Yoshua.
Namun, sambung Soleman, hingga kini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka.
“Kalau autopsi oleh penembakkan, maka kita jangan bicara dulu itu pelecehan seksual, kita bicara aja penembakkan. Kan, harus konsisten dong,” ucapnya.
“Jangan [..] ini logika waras publik ini sekarang teracak-acak dengan penyampaian-penyampaian ini. Lalu tiba-tiba Kapolri jugaa masuk (membentuk tim). Lah sekarang bagaimana mau percaya masyarakat,” sambung dia.
Soleman pun lantas membandingkan dengan kasus kopi sianida yang melibatkan Jessica Wongso yang merupakan sahabat Wayan Mirna Salihin sendiri.
Polisi memutuskan Jessica Wongso bersalah dan menjadi tersangka dalam kasus kopi Sianida tersebut.
Dalam kasusnya, Mirna dinyatakan dibunuh walaupun tidak ada bukti yang menjelaskan ada yang memasukkan sianida ke dalam minumannya.
Menurut dia, kasus Yosua sama dengan Mirna.
Soleman pun berharap polisi fokus kepada fakta yang menyebutkan adanya upaya pembunuhan terhadap Yosua.
“Nah harapan kita tentunya jangan sampai polisi ini, Polri yang kita banggakan ini, melindungi para pembunuh. Kenapa saya bilang pembunuh, ada orang mati,” tuturnya.
Baca juga: TANGIS Ibunda Brigadir J: Mana Bapak Ibumu yang Kau Bangga-banggakan Itu? Kau Bilang Terbaik Itu. .
Baca juga: PSIKOLOG Dampingi Istri dan Anak-anak Irjen Ferdy Sambo, Anak Bungsu Baru Berusia 1,5 Tahun
(Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kasus Tewasnya Brigadir J Dinilai Makin Melebar, Mantan Kepala BAIS TNI Duga Ada yang Disembunyikan.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Brigadir-J-dan-Kadiv-Propam-Polri.jpg)