TRIBUNWIKI
Mengenal Lebih Dekat Tradisi Suku Batak, Mulai dari Pakaian hingga Kepercayaannya
Suku Batak Toba adalah salah satu suku yang ada di Indonesia, berasal dari wilayah Pulau Sumatera.
Penulis: Rizky Aisyah | Editor: Ayu Prasandi
Saat itulah harus diadakan upacara untuk menjemput Tendi atau upacara adat menjemput jiwa.
2. Sahala
Sahala adalah bentuk kekuatan yang dimiliki oleh seseorang, akan tetapi tidak semua orang bisa memiliki Sahala.
Sahala juga disebut dengan nama lain Sumanta.
Sumanta merupakan kesaktian yang biasanya dimiliki oleh raja.
3. Begu
Begu adalah jiwa atau Tendi orang yang telah meninggal.
Masyarakat Batak percaya bahwa Begu mempunyai tingkah laku dan kebiasaan seperti manusia, tetapi hanya muncul di malam hari.
4. Falsafah Hidup Orang Batak
Setiap suku pasti memiliki falsafah atau pandangan hidup untuk mengontrol perilaku setiap masyarakatnya agar tercipta sistem sosial yang baik.
Sama halnya dengan etnis Batak, mereka dikenal memiliki beberapa nilai budaya, antara lain:
5. Hagabeon
Hagabeon bermakna harapan memiliki keturunan yang baik dan panjang umur.
Jika berumur panjang, maka seseorang dapat menikahkan anak cucu mereka, sehingga bisa menyaksikan langsung anak cucunya tumbuh dan hidup dengan baik.
Bagi Suku Batak memperoleh keturunan adalah keberhasilan dalam pernikahan.
Anak laki-laki dianggap sangat istimewa.
Dalam adat kuno Batak bahkan ada aturan untuk memiliki anak sebanyak 33 dengan anak laki-laki berjumlah 17 orang dan anak perempuan sebanyak 16 orang.
Namun seiring dengan perkembangan zaman, aturan ini pun tidak dipergunakan lagi.
Memiliki anak saat ini bukan tergantung dari kuantitas, dan kualitas.
Memberikan pendidikan dan keterampilan yang baik pada anak dianggap lebih penting.
6. Uhum dan Ugari
Uhum berarti hukum, sementara Ugari berarti kebiasaan. Bagi masyarakat Batak, hukum harus ditegakkan dengan adil.
Keadilan dapat terwujud jika masyarakat melakukan kebiasaan untuk tetap setia memegang janji.
Jika mengingkari sebuah kesepakatan, sesuai adat Batak di masa lalu maka orang tersebut akan menerima sanksi adat.
Orang yang melanggar kesepakatan akan dianggap tercela.
Oleh karena itu, Uhum dan Ugari sangat penting dalam kehidupan masyarakat Batak.
7. Hamoraon
Hamoraon adalah nilai budaya yang bermakna kehormatan. Kehormatan yang dimaksud adalah keseimbangan antara materiil dan spiritual.
Seseorang harus memiliki kedua hal tersebut, misalnya kekayaan dan sikap baik hati terhadap sesama, barulah seseorang dianggap memiliki kehormatan yang sempurna.
Jika hanya salah satu, maka tidak lengkap dan belum mencapai Hamoraon.
8. Pengayoman
Pengayoman mempunyai makna sebagai pelindung atau pengayom.
Falsafah hidup pengayoman mengajarkan agar setiap individu bisa menjadi pengayom bagi orang di sekitarnya.
Oleh sebab itu, masyarakat Batak diajarkan untuk tidak bergantung pada orang lain.
Nilai ini mengajarkan bahwa orang Batak agar hidup mandiri dan tidak selalu mengandalkan orang lain.
9. Marsisarian
Marsisarian adalah nilai untuk menjaga keseimbangan hubungan antar manusia.
Setiap manusia adalah individu yang berbeda, maka dalam kehidupan bermasyarakat.
Nilai Marsisarian sangat diperlukan agar umat manusia dapat hidup berdampingan secara harmonis, meski terdapat banyak perbedaan di antara mereka.
Nilai Marsisarian mengajarkan masyarakat Batak untuk saling membantu, mengerti, dan menghargai.
Dengan begitu maka mereka akan menghormati antar sesama, sehingga konflik pun dapat dihindari.
10. Kekerabatan
Nilai yang terakhir adalah salah satu ciri khas Suku Batak yang sangat penting dalam kehidupan mereka.
Saat ini, kita bisa melihat kekerabatan yang baik antar sub suku masyarakat Batak.
Hubungan kekerabatan yang baik dapat diwujudkan melalui 3 hal, yaitu pertalian keluarga melalui pernikahan, tutur kata yang baik antar sesama, dan Martarombo.
(cr30/tribun-medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Pernikahan-Adat-Batak-Toba.jpg)