Dampak Wabah PMK

Wabah PMK Bikin Harga Sapi Anjlok di Kabupaten Asahan, Dinas Terkait Cuek

Harga sapi di Kabupaten Asahan anjlok akibat merebaknya wabah penyakit mulut dan kuku

TRIBUN MEDAN/ALIF ALQADRI
26 ekor sapi milik Satria warga Desa Buntu Pane, Kecamatan Setia Janji, Kabupaten Asahan terkena wabah PMK yang mengakibatkan harga jual menurun saat Idul Adha mendatang, Senin(13/6/2022). (Alif Alqadri Harahap / Tribun-Medan.com). 

TRIBUN-MEDAN.COM, ASAHAN - Akibat merebaknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), harga sapi di Kabupaten Asahan anjlok.

Harga sapi yang biasanya mencapai Rp 10 juta sampai rp 15 juta, kini hanya dihargai Rp 7 juta. 

"Idul Adha tahun ini penjualan memang sama saja, tapi harga anjlok hingga setengah. Sapi sudah tidak ada harganya lagi, dulu bisa jual Rp 10-15 juta perekor. Sekarang, cuma Rp 5 juta," kata Satria Siregar, warga Desa Buntu Pane, Kecamatan Setia Janji, Kabupaten Asahan, Senin (13/6/2022).

Agar sapinya tidak terkena wabah PMK, Satria rutin memberikan hewan ternaknya itu vitamin dan antibiotik.

Baca juga: Idul Adha Kian Dekat, Ketua DPR RI Minta Pemerintah Percepat Upaya Pengendalian PMK Pada Sapi

Harganya pun disebut sampai Rp 100 ribu sekali suntik.

"Kami itu menggunakan dana pribadi untuk mengantisipasinya. Sementara dari pemerintah kabupaten belum ada melakukan peninjauan hewan ternak kami," ujarnya.

Ia mengaku, sapi-sapi yang terkena wabah PMK akan mengalami penyusutan berat badan akibat tidak selera makan.

"Mulutnya itu berbuih, kemudian seperti sariawan, timbul bentol yang berisikan air. Selain itu, kukunya pecah bahkan bisa lepas, sehingga mengeluarkan bau busuk dan membuat sapi hanya bisa berbaring saja," jelasnya.

Baca juga: Di Tengah Wabah PMK, Kebutuhan Hewan Kurban Capai 6.000 Ekor

Ia menduga, wabah PMK ini tertular dari sapi milik tetangganya yang terlebih dahulu terjangkit.

Sebab, sebelum terkena wabah PMK, sapi miliknya sehat dengan postur tubuh yang tegap.

"Tegap-tegap. Tapi setelah kena PMK, dia dikandangkan makin stres dan enggak mau makan, sehingga kami lepas liarkan ke ladang," katanya.

Meskipun begitu, sebanyak 26 ekor sapi miliknya belum ada yang mati akibat wabah PMK. 

Baca juga: Antisipasi PMK Meluas, Syah Afandin bersama Kapolda Sumut dan Kasdam 1/BB Tinjau Ternak Sapi Warga

"Memang belum ada yang mati. Tapi, penyebarannya cepat. Karena baru satu hari ini kena satu, besok dicek sudah empat, besoknya lagi sudah 15, dan terakhir semuanya kena," pungkasnya. 

Sementara Kepala Desa Buntu Pane, Manten Aferi mengaku sudah banyak laporan yang masuk mengenai wabah PMK ini.

"Laporan banyak masuk mulai dari lisan maupun WhatsApp. Namun itulah, pihak dinas belum ada menindak lanjuti dan meninjau kemari," beber Manten.

Sementara dari amatan Tribun-medan.com, sapi-sapi milik Satria mengalami mulut yang mengeluarkan banyak liur yang mengakibatkan sapi malas makan dan hanya berbaring di tanah.(cr2/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved