Gubernur Sumut Terlibat Polemik
Edy Rahmayadi Terlibat Polemik, Dilapor ke Polda Sumut, Kisruh PSMS, Hingga Ingin Serang Ukraina
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi tak henti-hentinya terlibat polemik. Ia bahkan dilaporkan ke Polda Sumut
TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi akhir-akhir ini terus menjadi perhatian publik, karena terlibat beragam polemik.
Edy Rahmayadi diketahui dilaporkan ke Polda Sumut, oleh keluarga Bupati Padang Lawas nonaktif, Ali Sutan Harahap alias Tongku Sutan Oloan, karena dianggap melakukan penyalahgunaan kewenangan.
Tidak hanya itu, Edy Rahmayadi juga terlibat polemik dengan manajemen PSMS Medan.
Lalu, teranyar, Edy Rahmayadi bahkan mendapat kecaman dari Duta Besar Ukraina di Indonesia, Vasyl Hamianin, karena mengaku ingin menyerang Ukraina jika dirinya sebagai Presiden Rusia seperti Vladimir Putin.
Konflik dengan keluarga Ali Sutan Harahap
Diketahui, Edy Rahmayadi saat ini tengah dilaporkan ke Polda Sumut menyangkut dugaan pidana Pasal 421 UU No 1, tentang dugaan penyalahgunaan kewenangan pejabat.
Edy Rahmayadi dianggap bertindak sewenang-wenang, dengan mengganti posisi Sutan Ali Harahap sebagai Bupati Palas.
Karena Sutan Ali Harahap alias Tongku Sutan Oloan dianggap sakit dan kesehatannya terganggu, Edy Rahmayadi kemudian menunjuk Ahmad Zarnawi Pasaribu sebagai Plt Bupati Palas.
Razman Arif Nasution, kuasa hukum keluarga Sutan Ali Harahap mengatakan, bahwa Edy Rahmayadi telah melakukan pemufakatan jahat.
Razman Arif Nasution menyebut bahwa Surat Keputusan (SK) penunjukan Ahmad Zarnawi Pasaribu sebagai Plt Bupati Palas merupakan cacat hukum.
Menjawab hal itu, Edy Rahmayadi mengatakan bahwa mereka lah sebenarnya orang jahat.
"Pendapat saya (tentang permufakatan jahat), kalau orang ngomong jahat berarti orang itu yang jahat," kata Edy saat ditemui di Kantor Gubernur Sumut, Rabu (8/6/2022).
Dikatakan Edy, pihak pelapor seharusnya belajar tentang mekanisme pengangkatan Pelaksana Tugas (Plt).
Tentang siapa yang mengangkat dan yang harus diangkat menjadi Plt.
"Yang ngelaporin itu harus belajar, siapa yang berhak mem Plt kan. Itu karena saya sudah dengar itu. Dan siapa yang harus di Plt kan, ada aturan main semua. Ini kelola pemerintahan," kata Edy.
Edy berharap tidak ada lagi hal yang dipermasalahkan terkait pengangkatan Plt Bupati Palas.
Hal ini, kata Edy, karena sudah dilakukan sesuai tata kelola pemerintahan
"Saya berharap jangan berpolemik dengan itu, sadarlah bahwa orang itu mampu melakukan kelola pemerintahan. Kalau tak mampu sudah ada diatur dalam Undang-undang," pungkasnya.
Terkait hal ini, Sutan Ali Harahap alias Tongku Sutan Oloan sendiri sempat mangkir saat dipanggil untuk menjalani pemeriksaan kesehatan di RSUP Adam Malik.
Konflik PSMS
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi juga terlibat konflik dengan pihak yang mengaku sebagai manajemen PSMS.
Dalam hal ini, Edy Rahmayadi pun sempat angkat bicara, kenapa dirinya menunjuk sang mantu bernama Arifuddin Maulana Basri sebagai Direktur Utama PT Kinantan Medan Indonesia (KMI).
Sambil berkelakar, Edy mengaku, saat ini tak ada lagi sosok yang bisa dipercaya untuk mengrusi klub sepak bola ayam kinantan itu.
"Wah selama ini aku dibodoh-bodohi, cukuplah. Kalo dia lagi tak bisa dipercaya, oh cucuku nanti kutarok," ujar Edy saat memberikan pembekalan untuk PSMS Menuju Liga 1 di Ruang Tengah Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Selasa (7/6/2022).
Dalam pembekalan itu, hadir para pemain PSMS, manajemen dan official, di antaranya Direktur Utama PT Kinantan Medan Indonesia, Arifuddin Maulana Basri, Direktur Umum Dan Hukum, Bambang Abimayu, Manajer PSMS, Mulyadi Simatupang dan Pelatih PSMS Medan, I Putu Gede.
Edy juga melarang pemain untuk tidak ikut-ikutan bermain politik, juga disampaikan Edy. Menurutnya bermain bola tak boleh juga dicampuri urusan politik.
"Jangan campuri urusan politik, tak ada hubungannga bola dan politik," katanya.
Terpisah, Sekretaris Umum PSMS Medan musim 2021/2022, Julius Raja alias King, menanggapi santai kelakar pemilik 51 persen saham PSMS itu.
"Yang penting saya sudah menjalankan tugas sesuai dengan regulasi, dan aturan organisasi yang berlaku," ujarnya kepada Tribun Medan, Selasa (7/6/2022).
Dijelaskannya, ia juga tidak mau menanggapi serius karena bisa saja itu bukan untuknya mengingat banyak orang-orang yang turut menjadi pengurus PSMS Medan, pada musim yang lalu.
Termasuk juga orang-orang yang saat ini kembali menjadi pengurus PSMS Medan lagi.
Oleh karenanya, pria yang karib disapa King itu tidak ingin ambil pusing.
Keinginan serang Ukraina
Edy Rahmayadi juga sempat bikin heboh, soal pernyataannya yang ingin menyerang Ukraina, jika dirinya menjadi Presiden rusia, seperti Vladimir Putin.
Belakangan, statemen itu dikecam oleh Duta Besar Ukraina di Indonesia Vasyl Hamianin.
Menanggapi kecaman itu, Edy Rahmayadi menanggapi santai.
Mantan Pangkostrad ini mengatakan statemennya itu hanya pengandaian saja.
"Kan kalau (jadi presiden Rusia)," kata Edy Rahmayadi saat ditemui di Kantor Gubernur Sumut, Rabu (8/6/2022).
Edy hanya memberikan pernyataan singkat, sebelum akhirnya berlalu dan meninggalkan awak media.
Baca juga: Edy Rahmayadi Ngaku Dibodoh-bodohi, Tunjuk Mantu Jadi Dirut PSMS, Hingga Persiapkan Cucu
Sebelumnya, ia sempat membuat pernyataan mengejutkan.
Ia menanggapi soal invasi Rusia ke Ukraina dan mengandaikan diri sebagai Presiden Vladimir Putin.
Edy mengatakan jika dirinya menjadi Putin, ia sudah menyerang Ukraina sejak tiga tahun lalu.
Hal ini diungkapkannya dalam acara Sumatranomic ke-3 yang diadakan oleh Bank Indonesia di Medan pada Senin (6/6/2022).
Saat itu ia membahas mengenai perekonomian Sumut dan dampak yang diderita akibat pandemi serta invasi Rusia ke Ukraina.
Menurut dia, perang hanya berdampak kecil pada perekonomian Sumut.
Baca juga: Edy Rahmayadi Ngaku Gelontorkan Duit Rp 2,7 Triliun untuk Perbaiki Jalan Rusak
Kemudian ia menceritakan mengenai tanggapannya ketika ditanya soal konflik Rusia-Ukraina tersebut.
Edy mengatakan, jika ia menjadi Putin, dia akan menyerang Ukraina tiga tahun yang lalu dibanding saat ini.
Bukan tanpa alasan ia melontarkan pernyataan tersebut. Edy Rahmayadi beralasan, karena Ukraina sebagai negara kecil yang mengganggu stabilitas Rusia.
"Saya katakan kalau saya yang Putin, sudah tiga tahun yang lalu Ukraina itu saya serang."
"Ini hanya negara kecil yang mengganggu stabilitas, negara kecil yang mengatur segala macam, makanya saya tak jadi Presiden Rusia." kata Edy.
Edy kembali menegaskan bahwa perang di ujung Eropa itu tak banyak mengganggu ekosistem perekonomian daerahnya.
Bahkan meski Rusia menghentikan pasokan migas, Sumut dinilai masih bisa memenuhi sendiri kebutuhannya.
"Tak ada pengaruhnya itu,pengaruh kecil. Migas dari Rusia, minyak dari Rusia tak juga. Kita juga jual minyak kok, di Sumatera Utara ini ada kok tambang minyak, kita juga belum pakai kok," imbuhnya.
Sementara itu, dalam keterangan resminya, Hamianin sangat kecewa dengan pernyataan Edy Rahmayadi.
Ia mengatakan bahwa Edy tidak memiliki rasa kemanusiaan.
Dalam press briefing secara online pada Rabu (8/6/2022), Hamianin menyebut komentar Edy sangat memalukan mengingat dirinya adalah pejabat RI yang memiliki darah seorang pejuang.
Pernyataan Edy, kata Hamianin, secara tidak langsung membenarkan serangan Rusia ke Ukraina. Padahal Indonesia mengecam segala bentuk kolonialisme.
Komentar Gubernur Sumut itu dinilai berbanding terbalik dengan pernyataan Presiden Jokowi yang mengecam perang dan ingin perang segera dihentikan.
Jika masih ada yang meragukan kejahatan perang yang terjadi di negaranya, Vasyl Hamianin mengundang perwakilan Indonesia untuk bergabung dengan tim investigasi di Ukraina.
Atau datang langsung ke Ukraina untuk melihat sendiri bagaimana hancurnya negaranya itu.(tribun-medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Edy-Rahmayadi-King-dan-ukraina.jpg)