Rusia Siap Bahas dan Tandatanani Perjanjian Perdamaian, Tuding Ukraina Beri Respon Berbeda
Ketua Dewan Federasi Rusia, Valentina Matviyenko mengatakan, Rusia tidak melihat reaksi dari Kyiv untuk menyambut perjanjian perdamaian itu.
TRIBUN-MEDAN.COM - Rusia dikabarkan siap untuk memulai pembicaraan dengan Ukraina dan menandatangani perjanjian yang mengarah pada perdamaian.
Hal itu disampaikan Ketua Dewan Federasi atau Majelis Tinggi Parlemen Rusia, Valentina Matviyenko, pada Selasa (31/5/2022), dalam pertemuan dengan Presiden Mozambik Filipe Nyusi.
Delegasi Dewan Federasi yang dipimpin oleh Matviyenko sedang melakukan kunjungan resmi ke Mozambik dari Senin (30/5/2022) hingga Rabu (1/6/2022) ini.
Baca juga: DETIK-DETIK Kapal Kargo Rusia Tinggalkan Pelabuhan, Setelah Menangkan Perang di Mariupol
"Kami terbuka untuk pembicaraan. Saya benar-benar setuju dengan posisi Anda bahwa solusi diplomatik dan damai diperlukan.
Tetapi, kemauan untuk itu diperlukan di kedua belah pihak.
Kami tegaskan kembali bahwa kami siap untuk pembicaraan, untuk menandatangani perjanjian yang akan menghentikan sipil berada di Ukraina dan mengarah pada perdamaian,” ungkap dia, dikutip dari Kantor Berita Rusia, TASS.
Namun, kata Matviyenko, Rusia tidak melihat reaksi dari Kyiv untuk menyambut perjanjian perdamaian itu.
Dia ingat bahwa sebelum dimulainya operasi militer khusus di Ukraina, Rusia telah melakukan pembicaraan dengan mitra Barat dan Amerika Serikat (AS) yang menuntut keamanan bersama dan tak terpisahkan untuk dipastikan di benua Eropa.
Pasalnya, Matviyenko menyebut, komitmen tersebut tertulis di semua dokumen internasional.
“Sayangnya, kami tidak menerima tanggapan yang memadai.
Dan, setelah Ukraina mengatakan ingin menjadi kekuatan nuklir dan ketika kami melihat bagaimana negara itu dibanjiri dengan senjata, termasuk senjata ofensif, serta mengetahui mereka merencanakan serangan bersenjata ketiga di wilayah Donetsk dan Luhansk.
Tentu saja, kami tidak punya jalan keluar lain, tidak ada pilihan lain untuk memastikan keamanan kami," tuding dia.
Lebih lanjut, Matviyenko menuding, Rusia dan Ukraina pernah hampir menandatangani perjanjian damai, tetapi kekuatan eksternal yang mengendalikan Kiev tidak merestuinya.
"Ngomong-ngomong, kami secara bersamaan pernah merundingkan perjanjian damai dengan Ukraina.
Kami menarik pasukan dari Kyiv, Kharkov, dan perjanjian yang dapat diterima untuk Ukraina dan Rusia praktis sudah siap," ungkap dia.
Baca juga: Dianugerahi Gelar Mosolaki Ulu Beu Eko Bewa dari Warga Ende, Ini Berbagai Kegiatan Presiden di NTT
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Ketua-Federasi-Rusia.jpg)