Jadi Tersangka Baru Kasus Mafia Minyak Goreng, Kejagung: Lin Che Wei Terima Upah Miliaran Rupiah

Kejagung menduga, tersangka Lin Che Wei dapat upah bulanan menjadi konsultan terkait pemberian izin ekspor CPO dan turunannya, termasuk minyak goreng.

Tribunnews.com/Igman
Kapuspenkum Kejaksaan Agung RI Ketut Sumedana menyampaikan bahwa tersangka itu adalah LCW alias WH yang merupakan penasihat kebijakan atau analisa pada Independent Research & Advisory Indonesia. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Kejaksaan Agung (Kejagung) Republik Indonesia beberapa hari lalu menetapkan seorang tersangka baru dalam kasus dugaan korupsi pemberian fasilitas ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya alias mafia minyak goreng.

Sosok tersebut adalah Lin Che Wei. Ia dijadikan tersangka lantaran disebut memiliki peran penting dalam kasus tersebut.

Kini Kejagung menduga, tersangka Lin Che Wei mendapatkan upah bulanan karena menjadi konsultan terkait pemberian izin ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya, termasuk minyak goreng.

Baca juga: Jawab Kritikan Sekjen PDIP Soal Koalisi Indonesia Bersatu, Golkar: Untuk Cegah Polarisasi di Pilpres

Adapun Lin Che Wei merupakan pihak swasta yang menjadi penghubung dan aktif dalam pengambilan kebijakan dan penerbitan ekspor beberapa perusahaan.

"Saya tidak hafal besarnya, tetapi itu setiap bulannya, miliaran ada (upah yang diterima)," kata Direktur Penyidikan pada Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung RI Supardi kepada wartawan, Jumat (20/5/2022).

Supardi mengatakan, kehadiran Lin Che Wei selaku konsultan yang ikut serta mengambil kebijakan ekspor CPO mengarah ke konflik kepentingan.

Bahkan, dia juga memberikan rekomendasi kepada Dirjen Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Indrasari Wisnu Wardhana agar menerbitkan izin ekspor.

Apalagi, Lin Che Wei tidak memiliki jabatan dan kewenangan khusus di Kemendag.

"Bahkan memberikan rekomendasi untuk perusahaan-perusahaan yang terafiliasi dengannya. Itu saya katakan, sebetulnya sudah ada conflict interest. Esensinya di situ," kata dia.

Menurut dia, dari hasil pendalaman, Lin Che Wei membantu perusahaan PT Wilmar Nabati Indonesia dan PT Musim Mas untuk mendapatkan izin ekspor CPO.

Sebelumnya, Kejagung sedang mendalami dugaan Lin Che Wei menerima upah atau dana setelah menyukseskan persetujuan ekspor CPO dan turunannya itu. 

Baca juga: Anggota OKP Disebut Minta Duit Pelantikan ke Pengelola Sawah Lukis, Kapolres Binjai Kerahkan Pasukan

"Iya makanya pertanyaan kita, konsultan perusahaan kok bisa di dalam Kementerian Perdagangan. Pertanyaannya sekarang lagi didalami oleh penyidik, siapa yang bawa, status dia apa," kata Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Kejagung RI Febrie Adriansyah kepada wartawan, Rabu (18/5/2022).

Dalam perkara ini, Lin Che Wei disangka melanggar Pasal 2 jo Pasal 3 jo Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.

Sebelum Lin Che Wei, Kejagung telah menetapkan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Indrasari Wisnu Wardhana sebagai tersangka kasus izin pemberian ekspor.

Selain itu, ada tiga tersangka lain dari pihak swasta yang ditetapkan sebagai tersangka.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved