Seminggu Dirawat di RSUP Adam Malik, Bayi Probable Hepatitis Akut Misterius Meninggal

Bayi berusia 8 bulan yang dinyatakan probable hepatitis akut misterius meninggal dunia di Sumatra Utara (Sumut).

Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Juang Naibaho
TRIBUN MEDAN/ANISA RAHMADANI
Ketua Tim Penanganan Pasien Hepatitis Akut RSUP Adam Malik dr Ade Rachmat Yudiyanto 

TRIBUN-MEDAN.com - Bayi berusia 8 bulan yang dinyatakan probable hepatitis akut misterius meninggal dunia di Sumatra Utara (Sumut).

Bayi tersebut sempat dirawat selama 1 minggu di Rumah Sakit Umum Pusat Adam Malik Medan.

Ketua Tim Penanganan Pasien Hepatitis Akut Unknown RSUP Adam Malik, dr Ade Rachmat Yudiyanto, mengatakan, bayi 8 bulan itu meninggal dunia pada Sabtu (14/5/2022) sekira pukul 20.40 WIB.

"Memang benar pasien anak usia 8 bulan yang probable hepatitis misterius meninggal dunia beberapa hari lalu," kata Ade, Selasa (17/5/2022).

Ade mengatakan, bahwa kondisi pasien selama perawatan terus mengalami penurunan dengan ciri-ciri probable hepatitis misterius.

"Kemarin kami sudah melakukan perawatan perkembangan serta pemeriksaan penelitian yang disarankan Kementerian Kesehatan untuk pengambilan sampel darah," katanya.

Baca juga: HEPATITIS Akut Misterius Terus Menyebar, Kemenkes Sebut Kini Sudah 7 Anak Meninggal

Dijelaskan Ade, bahwa pengambilan sampel darah dilakukan pada tanggal 9 Mei dan langsung dikirim ke Kemenkes untuk diperiksa lebih lanjut. 

"Sampel kultur darah sebagaimana prosedur Kemenkes sudah keluar pada tanggal 13 kemarin, tapi hasilnya memang diakui adanya virus kuman dan bakteri di dalam tubuh pasien," jelasnya.

Namun dari diagnosa virus tersebut, tidak menandakan bahwa pasien terkena hepatitis misterius.

"Diagnosa terakhir pasien memang gagal pernafasan. Kemudian ditambah radang parunya yang disebabkan penyakit kuning. Ada beberapa infeksi bakteri yang mengakibatkan jantungnya sulit berfungsi dengan baik atau disebut gagal jantung," jelasnya.

Ade mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan pelaporan internal baik kepada Dinas Kesehatan Provinsi maupun Ikatakn Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumut. 

"Dalam  satu perawatan intensif kita berfikir bahwa ada sesuatu yg namanya stabilisasi atau dikenal dengan perburukan atau perbaikan. Nah, memang selama seminggu dirawat pasien terus mengalami perburukan gejala," paparnya. 

Dikatakan Ade, pasien ini sempat membaik.

Namun karena tubuh bayi sudah terpapar virus, penyakit yang sudah komplikasi menyebabkan beberapa hal yang tak terduga.

Baca juga: BERSIAP Lonjakan Hepatitis Misterius, RSUP Adam Malik Medan Sediakan 15 Tempat Tidur Beserta Nakes

Baca juga: Fenomena Hepatitis Misterius, Berikut Ini Cara untuk Antisipasi Agar Tak Terjangkit

Kemenkes Masih Investigasi

Sementara itu, Kementerian Kesehatan sampai saat ini masih melakukan investigasi melalui pemeriksaan panel virus lengkap dan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui lebih lanjut penyebab dari penyakit ini.

Meski belum diketahui pasti penyebab penyakit hepatitis akut pada anak, Hanifah Oswari yang merupakan dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RSCM FK UI menyebutkan bahwa dugaan awal disebabkan oleh Adenovirus, SARS CoV-2, virus ABV dll.

Virus tersebut utamanya menyerang saluran cerna dan saluran pernafasan.

Untuk mencegah risiko infeksi, Hanifah menyarankan agar orang tua meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan tindakan pencegahan.

Langkah awal yang bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

"Untuk mencegah dari saluran pencernaan, jagalah kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain serta menghindari kontak anak-anak kita dari orang yang sakit agar anak-anak kita tetap sehat," jelasnya.

Selain itu, untuk mencegah penularan hepatitis akut misterius melalui saluran pernafasan dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 seperti memakai masker, menjaga jarak dan mengurangi mobilitas.

Upaya lainnya yang dapat dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan adalah pemahaman orang tua terhadap gejala awal penyakit ini.

Hanifah menyebutkan secara umum gejala awal penyakit hepatitis akut misterius adalah mual, muntah, sakit perut, diare, kadang disertai demam ringan. Selanjutnya, gejala akan semakin berat seperti air kencing berwarna pekat seperti teh dan BAB berwarna putih pucat.

Jika anak mengalami gejala-gejala tersebut, orang tua diminta segera memeriksakan anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis awal.

Jangan menunggu hingga muncul gejala kuning bahkan sampai penurunan kesadaran. Karena kondisi tersebut menunjukkan bahwa infeksi Hepatitis sudah sangat berat. Jika terlambat mendapatkan penanganan medis, maka momentum dokter untuk menolong pasien sangat kecil.

"Bawalah anak-anak kita ke fasyankes terdekat untuk mendapatkan pertolongan dari tenaga kesehatan. Jangan menunggu sampai gejalanya lebih berat, karena kalau berat kita kehilangan momentum untuk bisa menolong lebih cepat. Apalagi kalau sampai sudah terjadi penurunan kesadaran, maka kesempatan untuk menyelematkannya sangat kecil," kata Hanifah.

Oleh karena itu, perlu adanya kerja sama yang solid antara orang tua, tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan agar bisa menemukan gejala hepatitis akut misterius sedini mungkin agar anak segera mendapatkan pertolongan medis.

(cr5/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved