Stunting
Berada di Level Kuning, Pemkab Simalungun Targetkan Stunting Turun Menjadi 14 Persen Tahun 2024
Saat ini, prevalensi stunting di Kabupaten Simalungun berada di level kuning, yakni 20-30 persen.
Penulis: Alija Magribi | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, SIANTAR- Pemerintah Kabupaten Simalungun masih dihadapi dengan masalah stunting atau gizi buruk yang menganggu pertumbuhan anak.
Saat ini, prevalensi stunting di Kabupaten Simalungun berada di level kuning, yakni 20-30 persen.
Menghadapi kondisi stunting ini, Sekda Kabupaten Simalungun, Esron Sinaga mengatakan stunting tidak hanya mengenai pertubuhan anak yang terhambat, namun berkaitan dengan juga perkembangan otak yang tidak maksimal.
Baca juga: Bobby Nasution Geram, Kasus Stunting Anak Kurang Gizi di Kota Medan Malah Meningkat Pesat
“Masalah lanjutan akibat stunting pada anak, yaitu di masa depan akan menyebabkan angkatan kerja masa depan yang tidak kompetitif,” kata Esron dalam pelaksanaan apel siaga Tim Pendampingan Keluarga (TPK) Nusantara Bergerak Kabupaten Simalungun, Kamis (12/5/2022).
Esron melanjutkan, masalah stunting menjadi salah satu persoalan yang harus diselesaikan demi mencapai SDM yang berkualitas, dinamis, terampil serta menguasai ilmu pengetahuan teknologi. Masalah stunting ini menjadi agenda pembangunan nasional.
Salah satu issu dalam mempercepat penurunan stunting di Indonesia adalah peningkatan konvergensi, spesifikasi dan sensitive di berbagai lever pemerintahan hingga pemerintahan desa.
“Oleh sebab itu, melalui apel siaga ini diharapkan sebagai komitmen seluruh pihak untuk bersama-sama menanggulangi persoalan stunting serta merealisasikan program yang dirancang dengan baik,” kata Mantan Kadishub Kota Pematangsiantar ini.
Sebagai salah satu pembaruan strategis percepatan penurunan stunting, ujar Esron adalah dengan melakukan pendekatan keluarga melalui pendampingan keluarga beresiko stunting untuk mencapai target sasaran, seperti calon pengantin (CATIN), pasangan usia subur (PUS), ibu hami da ibu menyusui samapi pasca salin dan anak 0-59 bulan.
Bupati menyakini, dengan komitmen yang kuat dan bekerjasama dari semua sector maka target prevelensi sebesar 14 persen di tahun 2024 dapat kita capai, sehingga tumbuhlah generasi emas dari Kabupaten Simalungun sebagai cikal bakal pemimpin masa depan baik tingkat daerah maupun nasional.
Tahun 2022 ini, Pemkab Simalungun menargetkan prevalensi stunting di angka 24,64 persen. Simalungun kalah jauh dibanding 6 daerah lain yang sudah berada dalam level hijau (10-20 persen). Keenamnya yaitu Kabupaten Serdangbedagai, Kota Medan, Asahan, Kota Tebingtinggi, Kota Pematangsiantar dan Deliserdang.
Baca juga: 5 Aplikasi Penghasil Uang, Cukup Upload Scan Struk Belanja Saja
Sementara itu, Ketua TP PKK Simalungun Ny Ratnawati Radiapoh Hasiholan Sinaga dalam sambutannya menyampaikan meskipun ada TPK akan tapi mari bersama-sama dengan pemerintah untuk mengatasi stunting di Simalungun
“Ini semua tergantung dari kepedulian kita terhadap anak-anak, mari kita berikan makanan yang bergizi kepada mereka, dan perhatikan pertumbuhan serta perkembangan anak kita, terutama bagi ibu ibu muda berikan perhatian penuh terhadap anak kita,"kata Ratnawati.
Untuk ibu hamil, Ratnawati meminta agar menjaga kesehatan dengan makanan yang bergizi untuk menghindari resiko terhadap anak.
Selaku ketua TP PKK dan dan Bunda PAUD, Ratnawati mengajak seluruh ibu ibu untuk bersama-sama mengatasi stunting di Simalungun, demi mempercepat pertumbuhan dan perkebangan anak.
Baca juga: Kapolres Pematangsiantar Silaturahmi dengan Tuan Guru Batak
Target Prevalensi 14 Persen Tahun 2024
Di kesempatan itu, Plt Kadis Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Gimrood Sinaga melaporkan bahwa jumlah TPK di Kabupaten Simalungun sebanyak 2088 orang yang tergabung dalam 696 tim.
Kehadiran TPK ini, diharapkan stunting di Kabupaten Simalungun dapat ditekan sesuai dengan target nasional dalam Perpres 72 Tahun 2021 menjadi 14 persen di tahun 2024.
Seiring dengan target penuturan prevalensi stunting, dalam apel siaga dilaksanakan pengucapan Ikrar oleh TPK yang terdiri dari Tenaga Kesehatan, kader KB dan kader PKK yang dilanjutkan peninjauan pelayanan KB, imunisasi balita, vaksinasi ibu hamil, pengukuran berat badan anak, pelayanan ibu hamil dan aplikasi Elsimil (Elektrik Siap Nikah dan Hamil) pemeriksanaan kesehatan bagi calon pengantin.
(alj/tribun-medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/stunting_20180616_143341.jpg)