Rusia dan Indonesia
Rusia Ajak Kerja Sama Indonesia, Mulai dari Energi Nuklir hingga Pesawat
Salah satu yang merupakan proyek kerja sama terbesarnya adalah Kilang Minyak Tuban yang digarap oleh Pertamina dan raksasa energi Rusia Rosneft.
Ketertarikan serius dengan teknologi Rusia pernah ditunjukkan Vietnam sebelumnya, akan tetapi proyek ambisius itu batal setelah insiden Nuklir Fukushima terjadi.
“Masalahnya bukan karena mereka tidak yakin dengan teknologi Rusia, tapi Fukushima mengubah opini publik soal tenaga nuklir,” kata dia, menambahkan bahwa Pembangkit Nuklir Fukushima menggunakan teknologi lama Amerika Serikat.
Kerja sama potensial lainnya
Hingga saat ini Indonesia dan Rusia sejatinya telah banyak menjalin kemitraan dalam mengembangkan sektor energi.
Salah satu yang merupakan proyek kerja sama terbesarnya adalah Kilang Minyak Tuban yang digarap oleh Pertamina dan raksasa energi Rusia Rosneft.
Perusahaan energi Rusia lainnya, kata dia, juga tertarik untuk mengembangkan blok Natuna dan saat ini dalam proses studi kelayakan untuk pengukuran keekonomian dari eksplorasi hingga ekstraksi gas dari lapangan itu.
Ada pula potensi kolaborasi lainnya seperti pengembangan armada penerbangan sipil.
Terlebih saat ini perusahaan Rusia mulai banyak mengembangkan pesawat berukuran sedang hingga besar, yang dinilai akan sangat bermanfaat untuk negara kepulauan seperti Indonesia.
Vorobiev mengatakan kerja sama ekonomi Indonesia dan Rusia berkembang dalam tren yang sangat positif.
Tahun lalu perdagangan kedua negara naik 40 persen, dengan Indonesia menikmati surplus antara lain dari ekspor minyak sawit, sepatu dan furnitur.
Sementara nilai investasi Rusia-Indonesia mencapai 3 miliar dollar AS.
Mengutip data Kementerian Perdagangan/BPS laporan Kompas.com sebelumnya mencatat total perdagangan Indonesia-Rusia pada 2020 sebesar 1,93 miliar dollar AS, turun 6,6 persen dari tahun sebelumnya.
Namun di tengah keterbatasan konektivitas yang disebabkan oleh pandemi Covid-19, ekspor Indonesia ke Rusia pada periode yang sama meningkat 12,7 persen dibanding 2019 menjadi sebesar 973,5 juta dollar AS.
Peningkatan ini mayoritas dipengaruhi oleh kenaikan ekspor komoditas unggulan Indonesia ke Rusia seperti minyak kelapa sawit, kopra, kakao, alas kaki dan stainless steel.
Tren kenaikan terus berlanjut pada 2021, dengan total perdagangan pada Januari-September 2021 mencapai 1,94 miliar dollar AS atau lebih tinggi 42,2 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Duta-Besar-Rusia-untuk-Indonesia-Lyudmila-Georgievna-Vorobieva.jpg)