Polemik Jemaat Gereja HKBP

POLEMIK Jemaat Gereja HKBP Pabrik Tenun, Pensiunan TNI Tuding Pendemo Catut Nama Orang Meninggal

Polemik di Gereja HKBP Pabrik Tenun masih berlanjut. Sekarang jemaat lain berkumpul menyebut pendemo punya maksud pribadi

Editor: Array A Argus
TRIBUN MEDAN/ANUGRAH NASUTION
Jemaat Gereja HKBP Pabrik Tenun menyampaikan pernyataan sikap soal adanya pihak yang mengaku jemaat demo meributi keberadaan Pendeta Rumondang Sitorus, Kamis (28/4/2022) 

TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- Pada Senin (25/4/2022) kemarin, sejumlah pihak yang mengaku sebagai jemaat Gereja HKBP Pabrik Tenun menggelar aksi di Kantor HKBP Distrik X Medan-Aceh Jalan Uskup Agung Sugio Pranoto, Kota Medan.

Mereka menyoroti kehadiran Pendeta Rumondang Sitorus, dan menuding pemuka agama itu telah membuat suasana Gereja HKBP Pabrik Tenun tidak kondusif.

Setelah aksi demo tersebut berlangsung, kini pihak lain yang mengaku sebagai jemaat Gereja HKBP Pabrik Tenun berkumpul.

Mereka yang berkumpul di Gereja HKBP Pabrik Tenun ini justru menyebut mereka yang melakukan demo kemarin punya maksud lain.

"Bahwa demo yang dilakukan di kantor pusat HKBP dan Distrik X Medan-Aceh adalah tindakan sekelompok orang saja yang kepentingan pribadinya terusik oleh kedatangan Pendeta Rumondang Sitorus," kata Kolonel (Purn) RE Sitorus, satu dari sejumlah jemaat Gereja HKBP Pabrik Tenun, Kamis (28/4/2022).

 

 

Menurut RE Sitorus, penunjukan Pendeta Rumondang Sitorus sudah sesuai berdasarkan keputusan pimpinan HKBP.

Sehingga, kata RE Sitorus, para jemaat Gereja HKBP Pabrik Tenun harus patuh dan tuntuk atas keputusan itu.

"Orang-orang yang dilibatkan dalam berdemo tidak semua merupakan jemaat Gereja HKBP Pabrik Tenun. Bahkan, dalam selebaran turut mencatut tanda tangan jemaat yang sudah meninggal," kata RE Sitorus.

Dia mengatakan, jika pendemo yang mengaku sebagai jemaat Gereja HKBP Pabrik Tenun itu meributi soal uang Rp 22 juta untuk pembangunan rumah dinas Pendeta Rumondang Sitorus, RES Sitorus memastikan bahwa penggunaan uang itu sudah tepat dan sesuai peruntukannya.

"Soal keuangan Rp 22 juta itu sudah digunakan untuk membangun rumah tinggal pendeta yang sudah rusak. Dan memakai uang inang pendeta resort sebesar Rp 22 juta dengan bon dan kwitansi," kata RE Sitorus.

Senada disampaikan Sintua DJ Ritonga.

Dia meminta semua jemaat Gereja HKBP Pabrik Tenun untuk menyudahi polemik yang ada.

Kalaupun ada persoalan, Sintua DJ Ritonga mengajak semua pihak duduk bersama menyelesaikan segala persoalan secara kekeluargaan.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved