Berita Sergai

Polemik Daging Lembu Murah, Pemkab Sergai Diduga Kutip Uang ke ASN Rp 300 Ribu

Pemkab Sergai ternyata bukan hanya mintai uang Kepala OPD, tapi juga mintai duit ASN

Penulis: Muhammad Anil Rasyid | Editor: Array A Argus
Tribun Medan/Alfiansyah
Menurut Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut, Abyadi Siregar kebijakan Bupati dan wakil Bupati Sergai itu telah melakukan penyalahgunaan wewenang dan penyimpangan prosedur dalam prosesnya. 

TRIBUN-MEDAN.COM,SERGAI - Subsidi daging lembu yang rencananya dijual oleh Pemkab Sergai dengan harga Rp 120 ribu perkilogram menuai polemik, karena meresahkan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD). 

Pasalnya, masing-masing OPD dikabarkan dimintai uang hingga Rp 1,5 juta untuk membeli lembu yang akan dipotong, dan dagingnya dijual ke masyarakat.

Tidak hanya itu, masing-masing OPD juga dimintai biaya pemeliharaan lembu sebesar Rp 200-300 ribu per bulan. 

Menurut seorang ASN yang bertugas di satu OPD Pemkab Sergai, jika tiap ASN diminta membayar Rp 1 juta untuk membeli sapi subsidi ini. 

Baca juga: Pendukung Bupati Sergai Kepanasan Soal Berita Penjualan Daging Lembu Beraroma Pungli Kepala OPD

 

"Untuk biaya pemeliharaan lembu-lembu, tiap pejabat dikenai paling tidak biaya Rp 200-300 ribu per bulan. Dan tiap ASN bayar Rp 1 juta untuk membeli lembu subsidi ini," kata seorang ASN yang minta namanya tidak dimuat dalam pemberitaan, Selasa (26/4/2022). 

Lanjut ASN tersebut, bahwa semua lembu yang dibeli rencananya akan dititip di Kecamatan Dolok Masihul, peternakan yang konon kabarnya di bawah kuasa Bupati Sergai, Darma Wijaya

"Tidak ada seorang pun pejabat yang benar benar memelihara lembu. Semua dititip di Dolok Masihul. Peternakan di bawah kuasa bupati, anak main bisnis lembu ini berinisial AT," ujar ASN. 

AT sebelumnya pernah buat status di satu akun media sosialnya untuk mencari 40 ekor bibit lembu. 

Baca juga: Bupati dan Wakil Bupati Sergai Jualan Daging Lembu Rp 120 Ribu, OPD Resah Dimintai Uang Rp 1,5 Juta

"Pernah si AT ini membuat status mencari bibit 40 ekor lembu, persis dengan jumlah lembu yang akan dieksekusi bulan April 2022 ini," ujar ASN tersebut. 

ASN ini kembali menambahkan, pemerintah pusat, justru sedang giat-giatnya meningkatkan profesionalitasan ASN. 

Di mana satu bentuk peningkatan kesejahteraan melalui kenaikan-kenaikan tunjangan kinerja berdasarkan grade dengan memberi gaji 13 dan 14. 

"Rakyat perlu ASN professional. Bukan ASN wirausaha. Gaji dan tunjangan ASN sudah mencukupi saat ini. Tanpa wirausaha saja, sulit ditemukan ASN berdisiplin. Apalagi kalau saat hendak bekerja, masih memikirkan lembu-lembunya lagi," ujar ASN tersebut. 

Sumber mengatakan, bahwa ASN yang berjualan lembu rentan terdampak konflik kepentingan.

"Bantuan bantuan bibit dan sarana produksi ternak lembu, semakin terancam korupsi. Tidak tepat sasaran, karena jadi dialihkan pada peternakan milik ASN," sambungnya. 

Sementara itu, menurut rilis berita yang disampaikan oleh Pemkab Sergai, program daging lembu subsidi yang digagas oleh Bupati Sergai Darma Wijaya dan Wakil Bupati Adlin Umar Yusir Tambunan, merupakan bentuk dorongan keduanya kepada para pejabat di lingkungan Pemkab Sergai untuk memiliki jiwa entrepreneurship.

Dan di saat yang sama, ikut pula membantu meringankan beban masyarakat di bulan suci Ramadan jelang Idulfitri tahun ini.

Statement tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kadis Kominfo) Kabupaten Sergai H Akmal, Senin (25/4/2022). 

“Program daging lembu subsidi ini adalah inovasi yang harusnya patut diapresiasi. Sebagai pimpinan, Pak Bupati dan Pak Wabup berinisiatif mendorong para pejabat eselon II, Camat dan Kabag untuk berbisnis dan menumbuhkan semangat berwirausaha. Tapi bukan sekadar itu saja, lewat program ini juga tersisip misi mulia untuk meringankan beban masyarakat kita yang belakangan harus menghadapi kenaikan harga di beberapa komoditas tertentu, salah satunya daging sapi,” tutur Akmal. 

Ia mengklaim tidak ada paksaan sama sekali dalam proses berjalannya program ini.

Akmal merunut, program ini mulai berjalan dengan ketentuan tiap pejabat eselon II, Camat dan Kabag membeli ternak sapi anakan.

Kemudian para pejabat tersebut diberi tanggung jawab untuk merawat ternak-ternak tersebut hingga cukup umur untuk kemudian dipotong menjelang Idul Fitri.

"Program ini juga, sebut Akmal, berbarengan dengan implementasi inovasi “penggemukan sapi” yang baru saja diuji coba. Ia menjelaskan, sapi yang diinvestasikan oleh para pejabat di Pemkab Sergai dibiakkan dengan metode penggemukan sapi yang pada prosesnya dapat meningkatkan berat sapi dengan signifikan. Hal ini, katanya, dibuktikan dengan bertambahanya berat tiap sapi yang per hari bisa mencapai 1 kg.

Dalam rentang waktu lima bulan, mulai Desember tahun lalu sampai Mei tahun 2022, tiap sapi yang dikembangbiakkan dengan inovasi metode tersebut mampu bertambah beratnya sampai 150 kg.

“Daging sapi yang dipotong kemudian dijual dengan harga miring. Misalnya kalau di pasar biasa harga daging sapi perkilonya mencapai 150 ribu rupiah, bahkan ada yang 170 ribu rupiah atau lebih, nah, lewat program ini kemudian diberikan subsidi sehingga harganya bisa ditekan jadi 120 ribu saja per kilonya. Tentu ini akan meningkatkan akses masyarakat kita untuk bisa mengkonsumsi daging sapi saat Ramadan dan Idulfitri,” terangnya lagi.

Akmal kemudian menyebut, uang hasil penjualan daging potong tersebut kemudian akan dikembalikan ke masing-masing pejabat yang sudah berinvestasi.

“Tentu saja, program ini tidak berorientasi pada provit. Tujuannya bukan cari untung. Akan tetapi yang paling utama adalah membantu masyarakat. Dan yang tak kalah penting, lewat program ini juga para pejabat di Pemkab Sergai bisa belajar bagaimana menjadi seorang wirausaha. Bukankah ASN juga didorong untuk memiliki jiwa entrepreneurship?,” katanya. 

Lebih lanjut dijelaskan Kadis Kominfo, dengan adanya program ini pun akan turut berdampak pada pengendalian harga bahan pangan terutama daging sapi di pasaran. 

“Sudah menjadi tantangan tiap tahun di kala hari besar agama, terutama Idul Fitri, harga bahan pokok akan cenderung naik. Lewat program subsidi daging sapi ini, kecenderungan tersebut bisa diminimalisir. Ini akan menjadi salah satu upaya Pemkab untuk mengendalikan inflasi di Sergai,” katanya.

Akmal menyimpulkan, sama sekali tidak ada pihak yang dirugikan dengan berjalannya program ini.

"Ini sifatnya investasi, bisnis dan upaya menciptakan ketahanan pangan. Bahkan masyarakat akan sangat terbantu dengan adanya pemberian subsidi pada daging sapi menjelang Idul Fitri,” tandasnya. (cr23/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved