Hari Kartini 2022

Sosok Lilawati Munte, Pengajar Lansia Buta Huruf Diganjar Penghargaan dari Istana Negara

Liliawati Munte, pengajar lansia buta huruf diganjar penghargaan oleh Istana Negara di Hari Kartini

Editor: Array A Argus
TRIBUN MEDAN/RECHTIN HANI RITONGA
Lilawati Munte saat ditemui di depan Aula Tengku Rizal Nurdin Ruma Dinas Gubernur Sumut Jalan Sudirman Medan, Kamis (21/4/2022) usai menerima penghargaan via video conference dengan Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Wury Estu Handayani. 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Dalam rangka peringatan Hari Kartini 2022, Istana Negara memberikan penghargaan kepada perempuan berjasa dan berprestasi di 34 Provinsi di Indonesia.

Khusus di Sumatera Utara, pemberian penghargaan ini dilakukan di Aula Tengku Rizal Nurdin Ruma Dinas Gubernur Sumut Jalan Sudirman Medan, Kamis (21/4/2022) dengan terhubung langsung via video conference dengan Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Wury Estu Handayani.

Tampak sekitar 25 perempuan dari kabupaten/kota di Sumut yang mendapatkan piagam penghargaan dan tropi.

Masing-masing berjasa di berbagai bidang di antaranya pendidikan, kesehatan, pertanian, pangan, dan lainnya.

Satu di antara penerima penghargaan adalah Lilawati Munte, seorang pengajar asal Kabupaten Labuhanbatu Utara.

Baca juga: SOSOK Claudya, Kekasih Aprilio Manganang, Sudah Dilamar dan Akan Segera Menikah

Lilawati mendapatkan penghargaan atas jasanya di bidang pendidikan.

Saat diwawancarai, perempuan berusia 40 tahun itu mengaku setahun terakhir ia aktif dalam mengajar lansia yang buta huruf.

Ia juga mengajar lepas anak-anak yang masih belum bisa menulis dan membaca di Kabupaten Labuhan Batu Utara.

"Saya sudah lakukan sekitar setahun belakangan ini. Aktif membantu lansia yang buta huruf dan juga anak-anak yang masih belum bisa menulis dan membaca karena pengaruh gadget dan video game," ujar Lilawati kepada tribun-medan.com, Kamis (21/4/2022).

Baca juga: Sosok Ini Ancam Chandrika Chika, Dituding Wanita di Klub Malam yang Sebabkan Putra Siregar Dipenjara

Lulusan jurusan Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara (sekarang UINSU) itu mengaku mengajar secara privat dari rumah ke rumah. Hal ini dilakukannya di sela-sela waktu mengajarnya di sebuah sekolah di Kabupaten Labura.

"Saya datangi secara privat rumah ke rumah, karena kalau tidak ya susah mengajak mereka untuk mau belajar," ungkapnya.

Lilawati mengatakan tak hanya mengajari lansia yang buta huruf, ia juga terkadang mengajari mereka untuk menunaikan ibadah salat bagi yang beragama Islam.

"Beberapa di antara mereka banyak juga yang tidak bisa Salat. Ada yang mualaf ada juga yang memang sudah lupa gerakan dan bacaannya," katanya.

Latar belakang inisiatif Lilawati untuk mengajar secara sukarela ini datang karena kecintaannya terhadap dunia pendidikan.

Baca juga: SOSOK PNS Cantik di Balik Cinta Segitiga Pejabat Pemko,Kasatpol PP Emosi Habisi Nyawa Anggota Dishub

Lilawati mengaku miris melihat banyaknya anak-anak yang kesulitan memahami pelajaran karena terlalu sering bermain handphone.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved