Viral Medsos

Kasus Penipuan Berkedok Cinta Berkeliaran di Dunia Maya, Inilah Sosok Keempat Terduga Pelaku

Penipuan berkedok cinta di media sosial dan aplikasi kencan semakin meresahkan. Meski jadi bahan perbincangan warganet, kasus-kasus baru bermunculan

Editor: AbdiTumanggor
KOMPAS.ID
Korban penipu berkedok cinta memeriksa barang dengan pelaku. Sepanjang 2021 sampai awal 2022, sudah 9 korban ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. 

Namun, ia membantah memaksa RK.

Ia juga tak tahu pemilik akun Facebook bernama MIP yang menggunakan fotonya dan menipu.

Foto EM terlihat menarik. Badannya tegap dan bersih.

Setelah merasa kembali tertipu, RK pun melaporkan EM ke Polda Metro Jaya.

Sementara itu, meski tak menghadapi laporan polisi, LWD menghadapi tuduhan mengeksploitasi seksual 74 perempuan.

LWD diduga memanipulasi data diri untuk memikat pasangan.

LWD aktif di aplikasi kencan Bumble, Tinder, dan OKCupid sepanjang 2018-2020.

Korban-korbannya menuding dia berbohong sebagai lulusan salah satu kampus di Swiss.

Tim Kompas melacak LWD di tempat indekosnya di Jakarta Selatan, tetapi dia sudah tidak tinggal di sana.

Tim lalu berhasil menemui LWD di rumahnya di Magelang, Jateng, Selasa (22/3/2022).

Dia membantah semua tuduhan korban.

LWD mengakui tak pernah kuliah di Swiss dan drop out (DO) dari sebuah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta.

”Saya cerita ke orang, saya sebenarnya DO, mereka malah tak percaya,” katanya.

wanita RK korban penipuan
RK (43), perempuan asal Bekasi, menceritakan kronologi ia ditipu oleh Emirat Moniharapon di Jakarta, Kamis (17/3/2022). RK merupakan salah satu korban penipuan berkedok cinta dengan total kerugian sekitar Rp 350 juta. (KOMPAS/DHANANG DAVID)

Terkait tuduhan eksploitasi seksual korban dengan cara merekam dan meminta foto pribadi, LWD menuturkan, hal itu dilakukan saat mereka berpacaran.

Dengan posisi ini, menurut LWD, mereka yang mengaku korban sebenarnya sudah memberi izin.

Pengelola akun Instagram @aliskamugemash menyebut, lebih dari 100 orang mengirim laporan terkait LWD.

Akun Instagram @aliskamugemash berisi testimoni korban penipuan berkedok cinta dengan terduga LWD.

Data pengelola akun, dari seluruh laporan, hanya 74 orang yang terverifikasi.

LWD tak terima disebut predator aplikasi kencan.

Ia mengaku hanya menjalin relasi fisik dengan 21 orang selama 2018-2020.

Namun, SF (27), perempuan asal Yogyakarta, merasa menjadi obyek eksploitasi LWD setelah ia menuruti permintaan mengirim foto-foto setengah telanjang.

”Saya kirimkan foto-foto setelah dia berhasil meyakinkan saya. Setelah kirim foto-foto itu dia bilang, ’Nah, kalau gitu, aku jadi lebih sayang sama kamu’,” kata SF. Kini SF takut foto-fotonya tersebar.

Tak semua korban dengan mudah menceritakan nasibnya.

Untuk dapat berkomunikasi dengan korban, tim harus melalui perantara, baik teman, kerabat, pendamping, maupun sesama korban lain.

Penelusuran pada satu korban mengarah pada penemuan korban-korban lain. Nama terduga pelaku Faris Ahmad Faza (FAF), Muhammad Iqbal Pangestu (MIP), Leonardus Wahyu Dewala (LWD), dan Emirat Moniharapon (EM).

Menurut Ketua Kelompok Humas Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Natsir Kongah, tren kejahatan penipuan berkedok cinta di medsos dan aplikasi kencan semakin marak selama pandemi.

Natsir menyebut penipuan ini membahayakan dan termasuk dalam salah satu kejahatan siber.

Penipu tidak hanya menyasar korban di dalam negeri, tetapi juga korban di luar negeri.

PPATK menemukan kerugian Rp 8,13 miliar penipuan berkedok cinta dalam rentang 2020 sampai 2022.

(*/TRIBUN-MEDAN.COM/KOMPAS.ID/ANDY RIZA HIDAYAT, IRENE SARWINDANINGRUM, DHANANG DAVID ARITONANG, INSAN ALFAJRI)

Sumber: Kompas.com
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved