Cerita Ramadan
Tiga Peninggalan Berusia Satu Setengah Abad di Masjid Al Osamani, Satu Diantaranya Beduk
Masjid Al Osmani termasuk bagian dari cagar budaya yang kini turut menjadi perhatian Pemko Medan karena merupakan warisan budaya
Penulis: Anugrah Nasution | Editor: Array A Argus
TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN - Masjid Al Osamani telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Kota Medan.
Masjid tertua di Kota Medan tersebut adalah peninggalan Kesultanan Deli yang dibagun pada tahun 1854 silam.
Masjid Al Osamani terletak di Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan.
Masjid ini dibangun oleh Sultan Osman Perkasa Alam yang merupakan raja ke tujuh Kesultanan Deli.
Awalnya masjid ini dibangun dengan model panggung menggunakan kayu Ulin dari Kalimantan.
Namun pada tahun 1870, Masjid Al Osamani mengalami pemugaran.
Masjid ini kemudian dibangun secara permanen oleh Sultan Mahmud Perkasa Alam yang hingga kini masih berdiri kokoh.
Berikut ini adalah benda yang masih lestari dari awal pendirian masjid hingga saat ini.
Beduk
Beduk adalah sebuah alat yang berfungi mengeluarkan suara.
Pada zaman dahulu, beduk dijadikan sarana untuk memberi tahu jika waktu salat telah tiba.
Ada yang unik saat memasuki waktu salat di Masjid Al Osamani pada zaman dahulu.
Setiap memasuki salat fardu, maka para pengurus Masjid Al Osamani akan memukul beduk.
Sementara itu seseorang akan memanjat menara masjid setinggi 5 meter dan mengumandangkan azan.
"Jadi zaman dahulu sebelum adanya mikrofon, maka beduk ini dipukul untuk menandakan waktu salat tiba. Kemudian satu orang akan memanjat tiang menara dan melantunkan azan," ungkap Kepala Kenaziran Masjid Al Osamani, Ahmad Fahruni kepada Tribun-medan.com, Senin (18/4/2022).
Kini keberadaan beduk di Masjid Al Osamani masih dapat disaksikan tepat di pintu masuk.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Beduk-Masjid-Al-Osmani-Medan-Labuhan.jpg)