Breaking News

Ramadhan 1443 Hijriyah

BUBUR Pedas Khas Melayu, Jadi Menu Berbuka Puasa di Masjid Al Osmani Sejak Masa Kesultanan Deli

Tradisi berbuka bersama dengan bubur pedas kata Ahmad sudah dilakukan sekitar tahun 1870an. Bubur pedas adalah makanan para raja pada masa itu. 

Penulis: Anugrah Nasution | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/DIAN
Bubur pedas di Masjdi Al-Osmani 

TRIBUN-MEDAN. com, MEDAN - Bubur pedas dengan olahan rempa, daun jambu, irisan daging dan anyang pakis menjadi menu berbuka puasa di Masjid Al Osamani, Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan. 

Makanan khas Melayu itu sejak lama disajikan pada bulan ramadan.

Sejak era Kesultanan Deli, bubur pedas dibuat dan dibagikan kepada masyarakat sekitar masjid. 

Namun jika ingin menikmati sajian bubur pedas itu, anda harus datang setiap hari Kamis.

Karena bubur pedas hanya dibuat seminggu sekali. 

Baca juga: Bubur Pedas Khas Melayu, Kaya Rempah dan Dipercaya Bisa Menghangatkan

Masjid Raya Al Osmani jejak peradaban Islam di Medan yang terletak di Jalan KL Yos Sudarso, Pekan Labuhan, sekitar 20 kilometer sebelah utara Kota Medan, Kamis (7/5/2020).
Masjid Raya Al Osmani jejak peradaban Islam di Medan yang terletak di Jalan KL Yos Sudarso, Pekan Labuhan, sekitar 20 kilometer sebelah utara Kota Medan, Kamis (7/5/2020). (Tribun Medan/Aqmarul Akhyar)

"Tradisi berbuka puasa bersama memang sudah jadi tradisi dan rutin kita lakukan dari tahun ke tahun. Dan kita buat bubur pedas yang merupakan menu khas dari Masjid Al Osamani," ujar Ketua Kenaziran Masjid Al Osamani, Ahmad Fansuri, Senin (18/4/2022) 

Tradisi berbuka bersama dengan bubur pedas kata Ahmad sudah dilakukan sekitar tahun 1870an.

Bubur pedas adalah makanan para raja pada masa itu. 

Bubur ini biasanya dibuat dalam kegiatan kegiatan tertentu atau saat meyambut para tamu kerajaan. 

Namun ketika ramadan, bubur pedas dibuat oleh pengurus masjid dan dibagikan kepada rakyat oleh Kesultanan Deli. 

Baca juga: Isra Mi’raj di Masjid Raya Al Osmani, Bobby Nasution: Pemko Medan Fokus Pembangunan Medan Utara

"Jadi bubur pedas ini adalah makanan raja pada dahulunya. Dan pada setiap ramadan dibuat dan dibagikan kepada masyarakat," sebut Ahmad. 

Hingga saat ini, berbuka dengan menu bubur pedas terus dilestarikan. Biasanya bubur pedas akan disajikan dengan ditambahkan bubur anyang pakis.

Tradisi berbuka dengan bubur pedas sebut Ahmad agar masyarakat dan khususnya pemuda generasi saat ini mengenal makanan khas Melayu tersebut. 

Ahmad Fansuri Ketua Kenaziran Masjid Al Osamani saat memperlihatkan beduk di Masjid Al Osamani. /Anugrah Nasution.
Ahmad Fansuri Ketua Kenaziran Masjid Al Osamani saat memperlihatkan beduk di Masjid Al Osamani. /Anugrah Nasution. (TRIBUN MEDAN/ANUGRAH)

"Jadi saat ini memang berbuka puasa dengan bubur pedas terus dilakukan agar mengenalkan budaya kepada para pemuda dan generasi sekarang. Agar mereka tau jika ini makanan khas Melayu dan makana sehat," ungkap Ahmad. 

Selain berbuka puasa, Masjid Al Osamani saat ramadan juga mengelar kegiatan seperti, kuliah subuh yang berisikan siraman rohani kepada para jamaah. 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved