News Video

Keindahan Masjid Al Osmani Berdiri Tahun 1854, Menggabungkan 5 Budaya di Arsitekturnya

Masjid Al Osmani yang berada di jalan Yos Sudarso, Kecamatan Medan Labuhan dibagun pertama kali pada tahun 1854

Penulis: Anugrah Nasution | Editor: Fariz

"Jadi ketika itu Sultan Mahmud mempercayakan pembangunan masjid kepada seorang arsitektur dari Jerman. Dia berkeinginan bagaimana membuat masjid yang indah dan dapat melampui zaman. Bagaimana pada saat itu tahun 1870 membuat masjid yang indah agar tetap dapat digunakan untuk waktu yang akan datang," kata Ahmad.

Pemugaran masjid memakan waktu selama dua tahun. Hingga kini Masjid Al Osmani masih berdiri kokoh dengan warna bangunan yang kental dengan adat Melayu.

Hal ini bisa terlebih dari warna kuning pada bangunan masjid yang dipadukan warna hijau pada tiang serta warna hitam pada kubah masjid.Warna kuning pada masjid kata Ahmad melambangkan, kemegahan, kemewahan dan kebesaran. Sementara hijau melambangkan keislaman.

Disisi lainya, tiang tiang masjid dibuat bergaya mini malis rekat dengan bangunan Eropa. Selain itu, pada pintu masjid yang berukuran besar dan panjang terdapat corak corak bergaya Tionghoa.

Bangunan dalam masjid pun tak kalah indah. Pada bagian atas masjid didesain seperti Taj Mahal di India dengan persegi lima.

Sementara pada tiang tiang masjid, terdapat ukiran mirip kuda seperti yang terdapat di masjid masjid Timur Tengah.

"Jadi pembangunan masa Sultan Mahmud itu mengabungkan seni kultural seperti Melayu, Cina, India, Eropa dan Timur Tengah. Jadi Melayu Deli ini, selain menjaga nilai budayanya, dia juga menjaga nilai keislaman," kata Ahmad.

(cr17/www.tribun-medan.com).

 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved