Kesehatan

Penyakit Maag Faktor Keturunan? Kebanyakan Bergolongan Darah O hingga Asam Lambung

Penyakit maag menggambarkan adanya masalah pada usus dua belas jari yang juga menimbulkan rasa nyeri dan panas di dalam perut.

Editor: Salomo Tarigan
brightside.me
Sakit Maag 

TRIBUN-MEDAN.com - Penyakit maag atau dispepsia adalah penyakit berupa rasa nyeri dan panas pada lambung.

Penyakit maag menggambarkan adanya masalah pada usus dua belas jari yang juga menimbulkan rasa nyeri dan panas di dalam perut.

Baca juga: Kapal Induk Rusia Dikabarkan Tenggelam Dihantam Serangan Rudal Ukraina

Baca juga: KABAR GEMBIRA dari Jokowi untuk PNS/ASN, THR, Gaji ke-13 dan Tukin Cair

Seperti diketahui, dinding bagian dalam saluran pencernaan manusia dilapisi selapis selaput lendir.

Dalam lapisan itu terdapat bermacam-macam sel dengan fungsi yang berbeda-beda.

Satu di antaranya memproduksi asam lambung.

Dengan asam lambung ini, makanan dicerna, lalu diserap masuk ke dalam tubuh.

Jika dihitung, kepekatan asam lambung di dalam perut sebenarnya dapat melarutkan bahan plastik.

Tapi, lapisan lambung manusia yang selembut beledu tetap saja bisa utuh, meski setiap saat dibanjiri asam lambung yang diproduksi tanpa henti.

Kondisi ini dimungkinkan bisa terjadi karena adanya beberapa mekanisme pelindung sehingga lapisan beledu dalam lambung dan sekitarnya tidak terluka atau erosif.

Mekanisme pelindung ini dibandung oleh zat lendir (mucus) dan lapisan pelindung khusus yang senantiasa ada.

Dengan demikian, pada orang normal, lambung juga usus dua jari tidak rusak akibat asam lambung.

Penyebab penyakit maag

Melansir Buku Dari Balik Kamar Praktik Dokter (2009) oleh Dr. Handrawan Nadesul, ada beberapa keadaan yang membuat lapisan dalam lambung menjadi aus akibat ulah asam lambung.

Meski serba hipotesis, tapi asam lambung yang diproduksi secara berlebihan dianggap menjadi biang kerok utama datangnya penyakit maag.

Namun, produksi asam lambung berlebihan ini juga punya faktor penyebab dasarnya.

Contohnya, penyakit maag mungkin terjadi pada mereka yang mengalami stres mental berlarut-larut.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved