Rusia vs Ukraina

KRISIS Mulai Dirasakan Sejumlah Negara, China Mengaku Rugi Besar, Tuduh NATO Penyebabnya

Presiden China Xi Jinping dilaporkan tengah tertekan berat karena dukungannya untuk Rusia hingga membahayakan perdagangan senilai miliaran pound

Editor: AbdiTumanggor
AP PHOTO/SERHII NUZHNENKO
Perang Rusia-Ukraina: Seorang pria bersenjata yang di lengannya ada tanda kain kuning berdiri di dekat sisa-sisa kendaraan militer Rusia di Bucha, dekat ibu kota Kyiv, Ukraina, Selasa (1/4/2022). 

Pada tahun 2021, perdagangan terus melonjak, dengan keseluruhan perdagangan barang Tiongkok-Uni Eropa mencapai £586 miliar (sekitar $777 miliar).

Sebelum invasi, baik Presiden Xi dan Presiden Vladimir Putin menggambarkan hubungan antara kedua negara mereka sebagai kemitraan strategis "tanpa batas".

Baca juga: Rusia Ancam Bakal Serang Inggris Jika Terus Kirim Senjata Mematikan ke Ukraina

China Tuduh NATO Penyebab Krisis

Seperti diketahui, rencana Ukraina yang ingin bergabung dengan NATO menjadi alasan utama Rusia untuk akhirnya menyerang negara tersebut.

Rusia secara serangan yang secara resmi disebutnya sebagai operasi militer khusus sejak 24 Februari 2022 lalu.

Perang Rusia-Ukraina belum berakhir, sementara China yang dikenal sebagai sekutu Rusia, baru-baru ini mengungkapkan bahwa seharusnya NATO telah dibubarkan setelah Uni Soviet tidak ada lagi.

Hal tersebut diungkapkan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China pada Jumat (1/4/2022).

Melansir laman kedutaan besar China di Indonesia, Juru bicara Kemlu China Zhao Lijian menyesalkan fakta bahwa blok militer pimpinan Amerika Serikat (AS) itu justru memperluas dan memojokkan Rusia, yang akhirnya memicu pertumpahan darah saat ini di Ukraina.

“Sebagai produk Perang Dingin, NATO seharusnya menjadi sejarah ketika Uni Soviet bubar,” ujar dia saat konferensi pers harian pada Jumat, ketika ditanya tentang peran NATO sebagai alat geopolitik AS.

Untuk diketahui, Uni Soviet resmi bubar pada 25 Desember 1991, atau kurang lebih 3 dekade lalu. Sebelum itu, pada akhir 1990, kekuasaan komunis mulai runtuh di negara-negara bagian Uni Soviet.

Mereka menganggap bahwa sistem komunisme tidak mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Dan akhirnya, pada 1991, negara-negara tersebut mulai melepaskan diri.

Zhao pun mengungkapkan bahwa NATO melanggar janji yang dibuat pada kepemimpinan Soviet dengan memperluas keanggotaannya ke timur di Eropa selama beberapa dekade.

“Hal ini mendorong Rusia ke sudut langkah demi langkah, sehingga pada akhirnya, NATO adalah penggagas dan promotor terbesar dari krisis Ukraina atas nama AS,” ujarnya.

Kemudian, Zhao juga mengatakan bahwa NATO harus merenungkan apa sebenarnya kontribusinya untuk keamanan Eropa.

Moskow mengutip ancaman yang ditimbulkan oleh ekspansi NATO yang merayap ke Ukraina sebagai alasan utama mengapa Rusia menyerang negara itu pada akhir Februari.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved