Breaking News

Rusia vs Ukraina

Sebanyak 53 Situs Bersejarah di Ukraina Rusak Sejak Serangan Rusia, Unesco: Pelakunya Harus Dituntut

Unesco menggunakan citra satelit dan laporan saksi dari tempat kejadian untuk memverifikasi informasi yang diberikan oleh pihak berwenang Ukraina.

Editor: AbdiTumanggor
MAXAR via AP/Kompas.com
Citra satelit yang disediakan oleh Maxar Technologies pada hari Sabtu, 19 Maret 2022 menunjukkan akibat dari serangan udara di teater Mariupol Drama, Ukraina, dan area di sekitarnya. 

TRIBUN-MEDAN.COM  - Badan kebudayaan PBB (Unesco) mengonfirmasi setidaknya 53 situs bersejarah, bangunan keagamaan dan museum mengalami kerusakan selama invasi Rusia ke Ukraina.

"Ini adalah daftar terbaru, tetapi tidak lengkap, karena para ahli kami terus memverifikasi sejumlah laporan" yang diajukan oleh pihak berwenang Ukraina, ujar juru bicara Unesco kepada AFP pada Jumat (1/4/2022) saat badan tersebut menerbitkan daftar 53 situs yang rusak di utara dan timur Ukraina.

Unesco menggunakan citra satelit dan laporan saksi dari tempat kejadian untuk memverifikasi informasi yang diberikan oleh pihak berwenang Ukraina.

Situs-situs yang menurut Unesco telah rusak termasuk lebih dari selusin situs bersejarah di wilayah Kharkiv timur, yang mendapat serangan hebat dari Rusia, mulai dari gereja hingga situs warisan budaya yang lebih modern.

Lima berada di ibu kota, Kyiv. Sementara lima lainnya berada di wilayah Chernihiv di Ukraina utara, yang merupakan rumah bagi sekelompok situs bersejarah.

Unesco mengatakan, secara keseluruhan, 29 situs keagamaan, 16 bangunan bersejarah, empat museum, dan empat monumen dipastikan rusak.

Daftar tersebut tidak termasuk informasi dari kota Mariupol yang terkepung atau kota Kherson, yang telah direbut oleh Rusia.

Tak satu pun dari yang dipastikan rusak, masuk dalam daftar situs warisan dunia Unesco di Ukraina, seperti Katedral Saint-Sophia atau bangunan biara Kyiv-Pechersk Lavra.

Namun, pusat bersejarah Chernihiv ada dalam "Daftar Tentatif", yang berarti bahwa Ukraina menginginkannya dipertimbangkan mendapat status warisan dunia.

Minggu ini Wali Kota Chernihiv menuduh pasukan Rusia mengintensifkan pemboman mereka di kota yang terkepung.

Padahal, ada klaim bahwa Kremlin akan mundur untuk menghormati pembicaraan damai yang sedang berlangsung.

Dalam sebuah surat yang dikirim pada 17 Maret, salinannya diperoleh AFP, direktur jenderal Unesco, Audrey Azoulay, mengingatkan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, tentang kewajiban Rusia untuk melindungi warisan budaya selama konflik di bawah konvensi internasional.

“Setiap pelanggaran norma-norma ini akan membuat pelakunya dituntut atas tanggung jawab internasional,” katanya dilansir dari Guardian.

Dia menambahkan bahwa Unesco akan mengawasi dengan cermat keadaan warisan budaya di Ukraina.

Kementerian Kebudayaan Ukraina pada Jumat (1/4/2022) mempertimbangkan masalah yang sama.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved