Opini Online
SOSOK Tiga 'Penguasa' di Federasi Rusia: Relay Putin-Medvedev
Uni Soviet dibentuk pada tanggal 30 Desember 1922, setelah berakhirnya Perang Dunia I.
Untuk menutup bab tentang dunia Ortodoks Rusia, menghadapi penganiayaan terhadap umat Kristen Ortodoks di Timur Tengah, apa yang baru-baru ini diungkapkan oleh Paus Fransiskus adalah penting: Timur Tengah tidak ada artinya tanpa orang Kristen; Muslim memiliki kewajiban untuk menghormati orang-orang Kristen di Timur seperti yang dilakukan Barat terhadap Muslim.
Paus Gereja Kristen Ortodoks Patriak dan Vladimir Putin
Patriark: Kristen Ortodoks Rusia Independen dari Otoritas Sekuler
Keterangan Patriak Moskow Pada Sepetembar 2018: Patriak Moskow dan seluruh Rusia menyatakan bahwa Gereja Ortodoks saat ini bebas dari pengaruh politik dari otoritas sekuler melebihi dari apa yang pernah dialaminya sepanjang sejarah, meskipun media asing banyak yang melaporkan sebaliknya.
“Saya ingin menyentuh topik yang sangat penting yang kita semua khawatir akannya. Sayangnya, media-media massa Barat mempolitisasi topik ini dan nyaris mulai mengklaim bahwa Patriak Kirill diduga tidak bebas dan bertindak sesuai dengan instruksi Putin. Oleh karena itu, saya ingin mengatakan bahwa Patriak Kirill saat ini bebas sebebas-bebasnya, tidak seperti yang pernah dirasakan Gereja Rusia sebelum ini,” kata pimpinan Gereja Ortodoks Rusia dalam pertemuan dengan Uskup Agung Turku Tapio Luoma dan delegasi Gereja Lutheran Evangelis Finlandia, dikutip RT dari kantor berita RIA Novosti, Kamis (6/9/2018).
“Saya tidak tahu apakah para pemimpin gereja-gereja Ortodoks lainnya di dunia menikmati tingkat kebebasan yang sama,” imbuhnya. “Gereja Rusia sama sekali bebas dari pengaruh politik apapun di negara ini. Gereja berinteraksi dengan pihak berwenang dalam posisi yang setara dan ini terjadi untuk pertama kalinya dalam sejarah.” Patriark Rusia itu lebih lanjut menggambarkan interaksinya dengan Presiden Vladimir Putin sebagai “dialog bersahabat.”
“Kami tidak mengkoordinasikan apapun tindakan kami kepada pihak otoritas, ini berlaku baik dalam urusan internal maupun eksternal. Kami memutuskan masalah-masalah kami secara mandiri, dalam pertemuan-pertemuan Sinode. Kemudian kami mengembangkannya, dan seringkali saya memberitahukan kepada presiden apa yang dilakukan gereja dalam dialog bersahabat. Seringkali hal itu menjadi berita baginya, tetapi puji Tuhan dia memandang semuanya dengan positif,” imbuh pemimpin tertinggi Gereja Ortodoks Rusia itu.
Sumber diterjemahkan dari: invisible-dog
Baca juga: Kenapa Rusia-Ukraina Belum Damai? Menlu Ukraina: Ada Otoritas Sulit Digambarkan di Balik Kremlin
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/tiga-penguasa-federasi-rusia.jpg)