Rusia vs Ukraina

Kenapa Rusia-Ukraina Belum Damai? Menlu Ukraina: Ada 'Otoritas' Sulit Digambarkan di Balik Kremlin 

Sudah 18 hari Rusia invasi Ukraina. Kedua negara belum membuat kemajuan dalam menyepakati gencatan senjata

Editor: AbdiTumanggor
Mikhail KLIMENTYEV / Sputnik / AFP
Potret Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan pendiri USM Holdings Alisher Usmanov (kanan) melihat pusat kendali bengkel baru yang memproduksi besi briket panas di Lebedinsky Mining and Processing Combine (Metalloinvest MC LLC) di Wilayah Belgorod, tahun 2017 lalu. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett dikabari mendesak Presiden Zelensky untuk menyerah ke Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dua media Israel, Walla dan Haaretz, mengabarkan jika Presiden Zelensky telah didesak PM Bennet untuk menerima tawaran Vladimir Putin berupa konsesi yang signifikan untuk mengakhiri invasi Moskwa.

Namun, Walla tidak merinci tawaran Putin. Tetapi, laporan Walla menyebutkan bahwa Putin menuntut wilayah Donbas yang independen, sambil berhenti mencari perubahan rezim di Ukraina.

Sementara laporan Haaretz mengabarkan, usulan yang disodorkan Bennett ke Zelensky termasuk mengakui pencaplokan Crimea oleh Rusia, mengakui Donetsk dan Luhansk sebagai entitas yang terpisah, dan mengubah konstitusi Ukraina untuk menarik komitmen untuk bergabung dengan NATO.

“Jika saya jadi Anda, saya akan memikirkan kehidupan orang-orang saya dan menerima tawaran itu,” kata Bennett kepada Zelensky selama panggilan telepon pada Selasa (8/3/2022) lalu, menurut seorang pejabat senior Ukraina yang berbicara kepada media Haaretz dengan syarat anonim. Namun, Presiden Zelensky tidak menerima usulan dari Bennet dan menanggapi dengan singkat dengan berkata, "Saya mendengar Anda."

"Bennett telah mengusulkan agar kami menyerah. Namun kami tidak punya niat untuk melakukannya. Kami tahu bahwa tawaran Putin hanyalah permulaan,” kata pejabat senior Ukraina kepada Walla dan Haaretz.

Laporan itu juga menyebutkan bahwa Israel juga telah meminta agar Ukraina menghentikan permintaannya untuk bantuan militer atau pertahanan dari Israel. Pasalnya, permintaan tersebut dapat menghambat upaya Israel untuk menengahi dan menjaga netralitas.

Sejauh ini, Zelensky tidak terkesan dengan upaya mediasi yang dilakukan oleh Bennett.  Zelensky bahkan pernah mengatakan bahwa Bennet sudah cukup menjadi "kotak surat" yang menyampaikan pesan antara Rusia ke Ukraina. “Kami tidak membutuhkan kotak surat,” kata pejabat senior Ukraina tersebut.

“Kantor Presiden Zelensky tidak percaya ini adalah cara untuk menengahi. Jika Bennett ingin bersikap netral dan menengahi, kami ingin dia menunjuk seseorang yang akan menangani masalah ini siang dan malam untuk mencoba dan mencapai kompromi,” sambungnya.

Pejabat itu juga membandingkan sikap negara-negara Barat seperti Jerman dan Perancis dibandingkan Israel. 

Dia menuturkan, Jerman dan Perancis memainkan peran dalam menyampaikan pesan antara Rusia dan Ukraina sambil tetap mempertahankan sikap publik yang tegas dan jelas terhadap invasi Moskwa. Sementara itu, Israel tidak mengeluarkan pernyataan yang mengutuk invasi Rusia ke Ukraina. Namun, dilansir dari media The Times of Israel, Kantor Perdana Menteri Israel membantah kabar yang dibuat Walla dan Haaretz tersebut.

Menlu Ukraina Sebut Ada 'Otoritas' yang Sulit Digambarkan di Balik Kremlin 

Sudah 18 hari Rusia invasi Ukraina. Kedua negara belum membuat kemajuan dalam menyepakati gencatan senjata. Pertemuan terakhir dalam pembicaraan yang alot di Turki pada Kamis (10/3/2022), Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengungkapkan; "Kami juga berbicara tentang gencatan senjata, gencatan senjata 24 jam, tetapi tidak ada kemajuan yang dicapai dalam hal itu."

Pernyataan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba itu keluar setelah melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Antalya.

"Tampaknya, ada pembuat keputusan lain untuk masalah ini di Rusia," beber Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, dikutip Channel News Asia.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved